Epidemiologi Penyakit Kawasaki
Berdasarkan data epidemiologi, insidens penyakit Kawasaki mencapai 50–250 kasus per 100.000 penduduk di Jepang. Penyakit Kawasaki paling banyak ditemukan pada kelompok usia <5 tahun, serta laki-laki dibanding perempuan dengan perbandingan 1,5:1.[4,8,17,23]
Global
Insidensi penyakit Kawasaki paling tinggi ditemukan di Jepang, Taiwan, dan Korea. Saat ini, insidensi di Jepang merupakan yang tertinggi di dunia, yaitu sekitar 50–250 per 100.000 anak bawah lima tahun dan diperkirakan 1 dari 100 anak Jepang akan didiagnosis mengalami penyakit Kawasaki sebelum usia 10 tahun. Di Jepang, puncak distribusi usia saat awitan penyakit Kawasaki adalah 9–11 bulan, dan 70% dari seluruh kasus penyakit Kawasaki adalah pada anak berusia <3 tahun.
Selanjutnya Korea merupakan negara dengan kejadian kedua tertinggi di dunia, yaitu sekitar 134 per 100.000 anak bawah 5 tahun. Sedangkan di Taiwan merupakan yang tertinggi ketiga di dunia dengan insidens sekitar 83 per 100.000 anak bawah 5 tahun. Di Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Eropa, insidens berkisar antara 4–25 per 100.000 anak bawah lima tahun.[13,17,23]
Penyakit Kawasaki juga diduga dipengaruhi oleh musim. Di Jepang, tingkat insidensi tertinggi dilaporkan pada musim dingin dan semi. Sementara itu, di Taiwan dilaporkan tertinggi di musim panas.[14,15]
Indonesia
Di Indonesia, insidensi penyakit Kawasaki diperkirakan mencapai 5.000 kasus setiap tahunnya. Akan tetapi, jumlah ini diperkirakan lebih rendah dari kenyataan, karena diduga masih ada underdiagnosis.[16]
Mortalitas
Mortalitas penyakit Kawasaki adalah sekitar 0,5%. Risiko tertinggi ada pada tahun pertama setelah onset penyakit. Kematian biasanya disebabkan oleh infark miokard akut dan aneurisma berukuran besar. Ruptur aneurisma sebenarnya jarang terjadi tetapi dapat berakibat fatal. Pada minggu pertama penyakit, miokarditis juga dapat terjadi dan dapat menyebabkan aritmia serta ketidakstabilan hemodinamik.[17]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli