Prognosis Respiratory Syncytial Virus
Infeksi respiratory syncytial virus atau RSV umumnya dapat sembuh tanpa meninggalkan sekuele, namun infeksi dapat meningkatkan risiko seseorang menderita recurrent wheezing dan asma.
Komplikasi
Komplikasi infeksi RSV adalah terjadinya infeksi berat atau bila virus menginfeksi saluran pernapasan bawah dan menyebabkan peradangan pada saluran pernapasan kecil atau bronkiolitis dan infeksi pada bagian paru atau pneumonia.
Studi oleh Wrotek et al pada tahun 2020 terhadap kelompok anak yang berusia hingga 22 bulan mendapatkan bahwa komplikasi yang sering terjadi pada anak selain bronkiolitis adalah otitis media akut (48%), pneumonia (33%), dan konjungtivitis (11%). Komplikasi lain yang lebih jarang terjadi adalah komplikasi neurologis, seperti ensefalitis, ensefalopati akut, dan kejang.[5,13,14]
Komplikasi utama infeksi RSV pada kelompok lansia yaitu pneumonia. Hal ini dibuktikan oleh studi yang dilakukan deMartino et al (2023), yang mendapatkan bahwa pada kelompok lansia, komplikasi yang sering terjadi adalah pneumonia (24%), penyakit paru kronis (23,6%), dan hipoksia atau dyspnea (22%). Infeksi RSV juga dapat memperburuk kondisi medis seperti asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), gagal jantung kongestif, hingga dapat menyebabkan kematian.[5,15]
Prognosis
Anak yang dirawat karena infeksi RSV umumnya akan sembuh tanpa sekuele. Durasi rawat inap umumnya selama 3–4 hari, namun dapat lebih panjang pada pasien dengan faktor risiko tinggi, memiliki komorbid, imunokompromais, penggunaan ventilasi mekanik, dan yang dirawat di ruang intensif.[1,2]
Infeksi RSV dapat meningkatkan risiko seseorang untuk menderita recurrent wheezing, asma, dan sensitisasi alergi. Selain itu, disfungsi paru yang berkaitan dengan RSV dapat berlangsung selama 10 tahun atau lebih.[1,3]