Pendahuluan Ruam Popok
Ruam popok atau diaper rash adalah kondisi inflamasi kulit pada area yang tertutup popok, terutama gluteus. Ruam popok paling sering dijumpai pada bayi dan anak-anak, terutama yang berusia 9–12 bulan. Ruam popok lebih sering terjadi pada bayi yang lebih tua, dibandingkan neonatus, sebab frekuensi penggantian popok lebih jarang.[1,2]
Pada beberapa kasus, ruam popok juga dapat terjadi pada orang dewasa atau geriatri dengan inkontinensia atau paralisis yang mengharuskan penggunaan popok. Faktor risiko yang berperan pada ruam popok, antara lain sawar kulit bayi yang imatur, kebiasaan penggunaan popok yang tidak baik, seperti jarang mengganti popok, serta kurang menjaga higienitas kulit area popok.[1–3]
Diagnosis ruam popok umumnya dapat ditegakkan melalui manifestasi klinis pasien, yaitu adanya erupsi kulit berupa eritema, papul, atau erosi pada area konveks gluteus hingga genitalia. Ruam popok dapat didahului dengan riwayat gastroenteritis, maupun penyakit kulit lain, misalnya dermatitis atopik atau infeksi herpes. Pemeriksaan penunjang, seperti kultur, dapat dilakukan untuk melihat adanya infeksi sekunder atau mencari patogen penyebab.[1,2]
Tata laksana ruam popok memiliki 2 tujuan utama, yaitu mengobati inflamasi kulit yang sedang berlangsung, dan mencegah rekurensi. Penggunaan medikamentosa, seperti salep sawar kulit, berbahan zinc oksida, dexpanthenol, atau lanolin, dapat memperbaiki sawar kulit sekaligus menjadi barrier antara kulit dengan popok untuk mencegah iritasi lebih lanjut. Salep hidrokortison 0,5–1% juga dapat digunakan dalam jangka pendek, bila inflamasi belum membaik.[1,4]
Dokter perlu mengedukasi pasien mengenai kebiasaan penggunaan popok yang baik. Ganti popok lebih sering, yaitu setiap kali defekasi atau urinasi, dan gunakan popok dengan daya serap tinggi untuk mencegah area popok menjadi lembap. Jika menggunakan tisu basah, pilih yang memiliki kemampuan pH buffer, untuk menetralkan kulit yang mengalami alkalinisasi akibat urin. Hindari tisu basah yang mengandung sabun, minyak atsiri, atau pewangi.[1,3,4]
Saat memandikan bayi, gunakan air hangat pada suhu 37–40 C, dengan sabun lembut khusus bayi yang bebas deterjen. Untuk membersihkan area popok dan genitalia lakukan dengan mengelap secara lembut dari arah depan ke belakang. Hindari menggosok dengan terlalu keras, karena dapat menyebabkan trauma kulit.[5]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra