Pendahuluan Sindrom Reye
Sindrom Reye merupakan suatu penyakit pediatrik langka yang ditandai dengan ensefalopati noninflamasi akut dan fatty degenerative liver failure. Sindrom Reye pertama kali dikemukakan pada tahun 1963 oleh ahli patologi dari Australia yang bernama Dr. Ralph Douglas Kenneth Reye.[1-3]
Sindrom Reye biasanya terjadi setelah infeksi virus, terutama infeksi virus influenza, varicella, atau gastroenteritis. Sindrom ini dikaitkan dengan riwayat konsumsi aspirin selama mengalami infeksi tersebut, tetapi juga dapat dipicu oleh hal lain seperti inborn errors of metabolism (khususnya kelainan metabolisme asam lemak), reaksi terhadap obat, dan toksin.[1-3]
Hingga saat ini belum ada metode diagnosis spesifik untuk sindrom Reye. Diagnosis ditegakkan dari manifestasi klinis seperti muntah hebat dengan atau tanpa tanda klinis dehidrasi, hepatomegali, ikterus, letargi progresif yang mengarah ke ensefalopati, koma, kejang, hingga paralisis dan henti napas. Beberapa pemeriksaan penunjang seperti tes fungsi liver, kadar amonia dalam darah, pemeriksaan cairan serebrospinal, computed tomography (CT) scan otak atau magnetic resonance imaging (MRI) otak juga mungkin dilakukan.[2,4]
Penatalaksanaan sindrom Reye yang spesifik belum ditemukan. Upaya utama yang dilakukan adalah pemberian terapi suportif untuk stabilisasi hemodinamik. Selain itu, perlu dilakukan pemantauan yang akurat untuk menjaga airway, breathing, dan circulation pasien dalam kondisi optimal.[2]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini