Penatalaksanaan Abses Gigi
Prinsip penatalaksanaan abses gigi adalah drainase abses, penggunaan antibiotik, kontrol nyeri, dan pengendalian sumber infeksi. Apabila terjadi kegawatdaruratan, misalnya obstruksi jalan napas, maka kondisi gawat darurat perlu ditangani terlebih dulu.[1-4]
Terapi Gawat Darurat
Walaupun jarang, pasien dengan abses gigi bisa mengalami komplikasi seperti obstruksi jalan napas dan dehidrasi. Komplikasi yang mengancam nyawa perlu ditangani terlebih dulu.
Jika pasien mengalami obstruksi saluran napas karena pembengkakan atau sekresi yang berlebihan, maka pertimbangkan untuk melakukan intubasi endotrakeal atau trakeostomi. Jika pasien mengalami dehidrasi, maka perlu dilakukan rehidrasi, baik melalui pipa nasogastrik ataupun pemberian cairan intravena.[1,2,9]
Manajemen Infeksi
Sumber infeksi dari abses periapikal adalah odontogenik, sehingga diperlukan perawatan gigi yang dapat dikategorikan menjadi perawatan endodontik restoratif atau ekstraksi gigi.
Perawatan Endodotik Restoratif
Perawatan ini dapat didahului dengan pembukaan kamar pulpa untuk drainase abses, dilanjutkan dengan perawatan endodontik yaitu pembersihan saluran akar, irigasi, dan sterilisasi. Jika abses sudah membaik, maka dilakukan obturasi saluran akar dan restorasi gigi. Apabila perawatan endodontik konvensional tidak berhasil, maka disarankan untuk melakukan perawatan bedah endodontik atau ekstraksi gigi.[1-3]
Ekstraksi Gigi
Ekstraksi atau pencabutan gigi merupakan pilihan penanganan terakhir. Apabila gigi dianggap tidap dapat diselamatkan lagi, maka dapat dilakukan ekstraksi untuk menghilangkan gigi yang menyebabkan infeksi.[1,2,5]
Medikamentosa
Etiologi utama abses gigi adalah bakteri sehingga antibiotik dapat diberikan sebagai terapi tambahan dari insisi dan drainase. Pemberian antibiotik dapat dilakukan secara empiris maupun sesuai dengan uji sensitivitas.
Antibiotik diberikan selama 3-5 hari untuk menghentikan infeksi sebelum dilakukan perawatan gigi, lalu dapat dilanjutkan hingga 5-10 hari pasca perawatan gigi. Selain itu dapat disertai dengan analgesik berupa paracetamol atau obat antiinflamasi nonsteroid seperti ibuprofen dan naproxen.[1,2]
Pilihan Antibiotik
Pilihan antibiotik untuk abses gigi antara lain:
Amoxicillin: 500 mg oral setiap 8 jam
Phenoxymethyl Penicillin (Penicillin V): 250 -500 mg oral setiap 6 jam
Metronidazole: 200 - 400 mg oral setiap 8 jam untuk pasien alergi penicillin atau pada infeksi yang luas
Obat antibiotik lini kedua adalah:
- Amoxicillin-klavulanat: 375 mg oral setiap 8 jam
Clindamycin: 150 mg oral tiap 6 jam
Clarithromycin: 250 mg oral tiap 12 jam
Clindamycin menjadi terapi alternatif pertama pada pasien dengan alergi penicillin karena efikasinya dalam melawan infeksi endodontik telah terbukti. Clindamycin meningkatkan cakupan terhadap organisme Gram positif, anaerob, dan organisme yang resisten dengan beta laktam.[2-4,8]
Penulisan pertama oleh: dr. Queen Sugih Ariyani