Edukasi dan Promosi Kesehatan Maloklusi
Edukasi dan promosi kesehatan tentang maloklusi atau malocclusion harus mencakup informasi bahwa maloklusi yang parah dan tidak ditangani bisa menyebabkan masalah mastikasi, masalah artikulasi, dan gangguan psikososial. Hal ini terutama dijelaskan pada orang tua yang mempunyai anak dengan maloklusi karena maloklusi yang parah berisiko memengaruhi tumbuh kembang anak.
Dokter gigi juga perlu menjelaskan bahwa kasus maloklusi yang tidak ditangani berisiko menyebabkan komplikasi seperti karies dan penyakit periodontal. Akan tetapi, karena kemampuan pasien di Indonesia untuk mendapatkan perawatan maloklusi masih cukup terbatas (karena biayanya yang tinggi), dokter gigi juga harus menjelaskan bagaimana cara menjaga kesehatan gigi dan mulut meskipun mengalami maloklusi.[9,19]
Edukasi Pasien
Mayoritas kasus maloklusi bersifat ringan dan tidak memerlukan perawatan spesifik. Namun, pada kasus maloklusi yang parah, pasien dapat mengalami kerusakan pada gigi seperti karies, luksasi, dan bahkan kehilangan gigi.[9,19]
Bila kasus maloklusi yang terjadi merupakan kondisi yang menyebabkan premature contact, pasien juga berisiko mengalami kerusakan jaringan periodontal di area gigi yang berkontak dan bahkan dapat mengalami kelainan temporomandibular joint.[9,19]
Bila kasus maloklusi ringan, edukasi yang dapat diberikan kepada pasien adalah teknik peningkatan kesehatan gigi mulut. Hal ini meliputi edukasi tentang frekuensi menyikat gigi, teknik menyikat gigi yang benar, dan teknik penggunaan obat kumur, dental floss, dan sikat lidah. Dental floss terutama perlu digunakan pada bagian maloklusi yang paling parah, untuk menghindari menumpuknya sisa makanan di area tersebut.[9,19]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Dokter gigi dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai cara untuk mengidentifikasi maloklusi secara dini dengan metode self-diagnosed. Dengan deteksi maloklusi sejak dini, masyarakat bisa mencari perawatan orthodonti interseptif secepat mungkin, terutama untuk pasien anak-anak.[9,19]
Perawatan maloklusi yang dilakukan selama proses pertumbuhan dan perkembangan pasien masih berlangsung mempunyai opsi yang lebih banyak dan bervariasi daripada perawatan saat masa pertumbuhan dan perkembangan sudah berhenti.[9,19]