Pendahuluan Maloklusi
Maloklusi atau malocclusion berasal dari kata “oklusi” yang berarti kontak antara rahang atas dan rahang bawah serta kata “mal” yang berarti kelainan atau ketidakselarasan. Oleh karena itu, definisi maloklusi adalah kondisi gigi geligi pada rahang atas dan rahang bawah yang tidak selaras dan tidak sesuai dengan posisi seharusnya saat kedua rahang dikatupkan.[1,2]
Patofisiologi maloklusi melibatkan segala faktor yang berdampak pada pola dan arah pertumbuhan gigi atau benih gigi secara individual. Faktor-faktor pengganggu dapat menyebabkan gigi erupsi dengan posisi dan lokasi yang tidak semestinya.[3-7]
Etiologi maloklusi dibedakan menjadi dua, yaitu faktor umum dan faktor lokal. Contoh faktor umum adalah faktor herediter, faktor lingkungan, kelainan metabolisme, defisiensi nutrisi, kebiasaan buruk, dan trauma. Sementara itu, contoh faktor lokal adalah kelainan jumlah gigi, bentuk gigi, ukuran gigi, frenulum labialis letak tinggi, premature loss atau prolonged retention gigi desidui, karies, dan restorasi gigi yang tidak baik.[3-7]
Menurut data epidemiologi, prevalensi maloklusi adalah 56% secara global. Tidak ada perbedaan prevalensi antara pria dan wanita. Prevalensi maloklusi tertinggi adalah di Afrika (81%) dan terendah adalah di Asia (48%).[8-10]
Diagnosis maloklusi ditegakkan melalui pemeriksaan subjektif, objektif, dan penunjang (sefalometri dan panoramik). Klasifikasi yang paling umum digunakan untuk diagnosis maloklusi adalah klasifikasi Angle. Selain itu, ada klasifikasi modifikasi Angle yang digunakan untuk mengakomodasi kondisi extraordinary yang tidak terdefinisikan oleh klasifikasi Angle, yaitu modifikasi Dewey.[1,2]
Penatalaksanaan maloklusi umumnya dilakukan dengan bracket dental, baik melalui alat orthodontik cekat atau alat orthodontik lepasan. Selain itu, pada kasus maloklusi parah yang melibatkan tulang, perawatan dapat diikuti dengan modifikasi pertumbuhan (pada anak-anak) dan orthognathic surgery pada orang dewasa.[11-16]