Pendahuluan Torus Palatinus dan Torus Mandibularis
Torus palatinus merupakan tonjolan tulang jinak di mulut umumnya pada area palatum, sedangkan di area lingual mandibula, disebut torus mandibularis. Torus tersusun atas tulang kortikal padat dengan sejumlah minimal sumsum tulang dan tertutup oleh mukosa yang tipis dengan vaskularisasi yang terbatas.
Pertumbuhan torus dimulai pada masa kanak-kanak dan mulai terlihat jelas pada dekade kedua dan ketiga kehidupan. Torus umumnya asimptomatik dan ditemukan secara insidental saat pemeriksaan fisik oleh dokter gigi.[1]
Berdasarkan bentuknya, torus palatinus dapat diklasifikasikan menjadi bentuk datar, gelendong, nodular, dan lobular. Sementara, torus mandibularis dapat diklasifikasikan menjadi bentuk soliter unilateral dan bilateral, multipel unilatelar dan bilateral, serta gabungan bilateral.
Etiologi torus palatinus dan mandibularis belum diketahui pasti, tetapi dianggap merupakan gabungan kondisi multifaktorial, yaitu faktor genetik dan mekanik, misalnya bruxism. Beberapa faktor predisposisi yang dapat menyebabkan torus adalah trauma, konsumsi obat-obatan, infeksi, traumatik oklusi, dan asupan nutrisi.[1,12]
Diagnosis torus palatinus dan mandibularis secara klinis melalui gambaran massa dari jaringan tulang pada midline permukaan mandibula maupun palatum. Namun demikian, pemeriksaan penunjang berupa radiografi dan analisis patologis dapat dilakukan jika bila dicurigai keganasan.[2,12]
Penatalaksanaan torus palatinus dan mandibularis adalah observasi, karena seringkali pasien tidak merasakan gejala apapun. Akan tetapi, jika ukuran torus palatinus dan mandibularis besar dan mengganggu, dapat dipertimbangkan tindakan pembedahan, seperti conservative surgical excision.[3]