Pendahuluan Hipernatremia
Hipernatremia adalah kondisi kadar natrium serum melebihi 145 mmol/l. Hipernatremia dapat disebabkan oleh kehilangan cairan (hipovolemik), kelebihan asupan natrium (euvolemik), atau kelebihan asupan air dan natrium (hipervolemik). Populasi yang berisiko mengalami hipernatremia adalah bayi, anak, lansia, serta pasien dengan keterbatasan fisik dan mental.[1-3]
Gejala yang muncul pada hipernatremia cukup bervariasi, tergantung dari etiologi yang mendasarinya. Beberapa pasien datang dengan gejala dehidrasi. Pada kondisi berat, dapat ditemukan gangguan neurologis seperti konfusi dan spasme. Pada pemeriksaan fisik dapat terlihat kulit pucat dan turgor kulit menurun. Pada hipernatremia varian hipovolemik, dapat ditemukan hipotensi ortostatik, output urine menurun, dan takikardia.[4-6]
Diagnosis pasti hipernatremia ditegakkan berdasarkan pemeriksaan kadar natrium serum. Beberapa pemeriksaan tambahan seperti kadar elektrolit serum (Na+, K+, Ca2+), eletrolit urine, glukosa darah, ureum, kreatinin, volume urine, osmolalitas urine, serta kadar vasopressin dapat membantu untuk menentukan penyebab hipernatremia.[4,6]
Penatalaksanaan hipernatremia meliputi koreksi natrium dan koreksi cairan tubuh yang hilang, atau mengeluarkan kelebihan natrium. Di samping itu, identifikasi dan tata laksana penyebab hipernatremia sangat penting dilakukan. Penatalaksanaan terhadap penyebab dapat berupa pemberian insulin untuk kondisi hiperglikemia; pemberian obat simptomatik untuk gejala gastrointestinal, infeksi atau demam; serta pemberian desmopressin untuk diabetes insipidus sentral.[2,3]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja