Diagnosis Oliguria
Diagnosis oliguria dapat ditegakkan jika produksi urine < 0,5 ml/kg/jam selama 6 jam. Setelah mendiagnosis adanya oliguria, langkah yang perlu dilakukan adalah melakukan investigasi lebih lanjut mengenai kemungkinan penyebab oliguria dan melakukan tata laksana.
Anamnesis
Gejala pasien oliguria adalah kurangnya produksi urine. Anamnesis perlu difokuskan untuk mencari kemungkinan penyebabnya. Tanyakan riwayat penyakit dahulu, misalnya riwayat hipertensi, diabetes mellitus, dan penyakit autoimun. Tanyakan juga riwayat penyakit keluarga dan obat yang sedang digunakan. Berbagai obat bersifat nefrotoksik, misalnya saja antibiotik golongan aminoglikosida, kemoterapi, dan kontras intravena.
Pasien bisa mengeluhkan rasa ingin berkemih tetapi kencing tidak keluar atau tidak lancar. Hal ini mengindikasikan kemungkinan obstruksi. Selain itu, pasien juga bisa merasa sangat haus, namun keluaran urine sedikit. Ini mengindikasikan penurunan volume intravaskular misalnya akibat dehidrasi.[2,3,6]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada pasien dengan oliguria dimulai dari tanda-tanda vital. Hipotensi yang disertai takikardia mengindikasikan adanya kondisi hipovolemia.
Pada kasus oliguria juga perlu dilakukan pemeriksaan untuk mencari manifestasi dari kemungkinan penyebab. Temuan pemeriksaan fisik misalnya distensi vesika urinaria pada kasus obstruksi, bagaimana status hidrasi pasien, serta ascites atau edema tungkai akibat gagal jantung.[2,3,6]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding oliguria dilakukan terhadap kemungkinan penyebabnya. Etiologi oliguria dapat dikelompokkan menjadi prerenal, renal, dan post renal.
Penyebab Prerenal
Pada oliguria akibat gangguan prerenal, hipovolemia perlu dipikirkan. Hipovolemia dapat terjadi akibat perdarahan, kekurangan asupan cairan, diuresis berlebihan, efusi pleura, ataupun luka bakar.
Gangguan kardiovaskular juga dapat menyebabkan oliguria, seperti emboli paru, tamponade jantung, gagal jantung kongestif, ataupun infark miokard. [3]
Penyebab Renal
Penyebab renal oliguria antara lain nekrosis tubular akut, progresi prerenal, toksin, dan zat nefrotoksik seperti penggunaan kontras pada pemeriksaan radiologi. Kondisi lain yang dapat menyebabkan gangguan renal adalah vaskulitis, glomerulonefritis, skleroderma, dan nefritis interstisial.[3]
Penyebab Post Renal
Obstruksi pada traktus urinarius dapat menyebabkan oliguria, terutama bila terjadi bilateral. Obstruksi traktus urinarius bawah dapat disebabkan oleh benign prostatic hyperplasia, tumor, atau batu ginjal.[3,7]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada kondisi oliguria diperlukan untuk membantu identifikasi penyakit yang mendasari. Pemeriksaan laboratorium fungsi ginjal dapat mengidentifikasi insufisiensi ataupun gagal ginjal. Urinalisis dan pencitraan ginjal juga merupakan pemeriksaan yang perlu dilakukan.
Urinalisis
Pemeriksaan urinalisis dapat membantu menentukan penyebab oliguria.. Gravitasi spesifik urine > 1,02 mengindikasikan penyebab prerenal; jika nilainya < 1,01 maka kemungkinan penyebab renal.
Kadar natrium urine umumnya < 20 mmol/l pada penyebab prerenal dan > 40 mmol/l pada penyebab renal.
Ekskresi fraksional <1% mengindikasikan penyebab prerenal dan > 1% mengindikasikan penyebab renal.
Osmolalitas urine > 500 mengindikasikan penyebab prerenal dan < 350 mengindikasikan penyebab renal. Rasio osmolaritas urine-plasma > 1,5 mengindikasikan penyebab prerenal dan < 1,1 mengindikasikan penyebab renal.
Rasio blood urea nitrogen (BUN) dengan kreatinin yang melebihi 20:1 menunjukkan penyakit prerenal dan jika kurang dari 10:1 menunjukkan penyakit renal.[3]
Radiologi
USG ginjal dengan doppler dapat membantu evaluasi perfusi ginjal. Rontgen dan CT scan dapat mengidentifikasi adanya obstruksi yang merupakan etiologi post renal dari oliguria.[3]
Lainnya
Pemeriksaan laboratorium fungsi ginjal diperlukan dalam evaluasi oliguria. Pemeriksaan mencakup kadar kreatinin dan urea serum, kadar elektrolit, dan BUN.
Pemeriksaan lain akan tergantung dengan skenario klinis masing-masing pasien. Sebagai contoh, pada pasien yang dicurigai mengalami oliguria akibat penyakit autoimun, dapat dilakukan pemeriksaan antinuclear antibody (ANA).[2]