Pendahuluan Alzheimer
Penyakit Alzheimer adalah penyakit neurodegeneratif yang merupakan penyebab utama dementia. Alzheimer ditandai dengan penurunan kemampuan berpikir dan kemandirian dalam aktivitas pribadi sehari-hari. Penyakit Alzheimer dianggap sebagai penyakit multifaktorial, dimana dua hipotesis utama penyebabnya adalah hipotesis kolinergik dan amiloid. Faktor risiko penyakit Alzheimer mencakup bertambahnya usia, faktor genetik, cedera kepala, penyakit pembuluh darah, infeksi, dan faktor lingkungan.[1,2]
Diagnosis Alzheimer ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan status mental. Pada fase awal penyakit, Alzheimer sering kali sulit dibedakan dengan penyakit lain. Hal ini sering menyebabkan terlambatnya diagnosis dan penanganan penyakit. Manifestasi klinis terpenting dan terawal pada penyakit Alzheimer adalah gangguan memori selektif yang kemudian akan berkembang menjadi dementia.[1-4]
Seorang pasien yang diduga menderita penyakit Alzheimer perlu menjalani beberapa tes, termasuk pemeriksaan neurologis, magnetic resonance imaging (MRI) untuk neuron, pemeriksaan laboratorium seperti vitamin B12, dan tes lain selain riwayat medis dan keluarga pasien. Defisiensi vitamin B12 telah banyak dilaporkan berkaitan dengan gangguan neurologis, termasuk peningkatan risiko penyakit Alzheimer.
Penanda amiloid otak dapat diperiksakan melalui positron emission tomography (PET) dan cairan serebrospinal. Sementara itu, adanya penanda cedera neuron dapat diperiksakan melalui evaluasi kadar tau cairan serebrospinal dan ada-tidaknya atrofi pada MRI.[2]
Terapi penyakit Alzheimer saat ini bertujuan untuk meringankan gejala-gejala yang muncul, bukan menyembuhkan. Obat yang dapat digunakan antara lain inhibitor kolinesterase seperti donepezil, galantamine dan rivastigmine. Pilihan terapi lain adalah antagonis N-methyl-D-Aspartate (NMDA) seperti memantine, ataupun antibodi monoklonal rekombinan seperti aducanumab.[1,2]
Keamanan pasien juga merupakan aspek penanganan yang perlu dipikirkan. Pasien Alzheimer mengalami peningkatan risiko jatuh dan tersesat, sehingga modifikasi pada tempat tinggal dan penggunaan tanda pengenal diperlukan bagi mereka. Selain itu, pengasuh juga perlu memikirkan aspek keamanan berkendara, memasak, dan mengoperasikan mesin.[23]
Penulisan pertama oleh: dr. Saphira Evani