Pendahuluan Hydrocephalus
Hydrocephalus merupakan manifestasi klinis dari akumulasi cairan serebrospinal (cerebrospinal fluid/CSF) yang berlebihan, sehingga terjadi peningkatan tekanan intraventrikuler dan dilatasi patologis ruang ventrikel. Hal ini terjadi karena adanya gangguan pada sirkulasi dan/atau absorbsi CSF, ataupun meningkatnya produksi CSF oleh plexus choroid. Hydrocephalus dapat diturunkan karena kelainan genetik, maupun didapat karena komplikasi persalinan prematur, tumor, trauma, infeksi, dan gangguan metabolik.[1-3]
Diagnosis hydrocephalus pada bayi atau anak dapat dilakukan dengan pengukuran lingkar kepala, baik sewaktu maupun serial, dan disesuaikan dengan kurva pertumbuhan lingkar kepala. Hasil pengukuran lingkar kepala pada hydrocephalus akan menunjukkan peningkatan lebih pesat yang melebihi garis pertumbuhan pada bayi yang belum mengalami penutupan fontanel dan sutura kranium.[1,3,4]
Gambar 1. Gambaran Hidrosefalus pada Anak. Sumber: Shutterstock, 2022
Selain itu, dapat pula ditemukan adanya Cushing triad, yaitu hipertensi, bradikardi, dan menurunnya laju respirasi; karena adanya peningkatan tekanan intrakranial (TIK). Sedangkan hydrocephalus pada orang dewasa dapat memberikan gejala berupa gangguan keseimbangan saat berjalan, gejala kognitif seperti demensia, dan inkontinensia urine. Diagnosis hydrocephalus dapat ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan pencitraan, seperti CT scan kepala maupun MRI otak.[1,3,4]
Tata laksana utama pada hydrocephalus adalah menurunkan tekanan intrakranial (TIK) dengan mengalirkan CSF. Penurunan TIK yang paling efektif adalah prosedur pembedahan membuat shunt maupun bypass. Akan tetapi, perlu diperhatikan pula bahwa tata laksana tidak terlepas dari etiologi yang mendasari. Prognosis untuk pasien dengan hydrocephalus masih sulit untuk diprediksi. Hal ini dipengaruhi oleh penyakit penyerta dan etiologi, usia saat diagnosis, dan keberhasilan terapi.[1,5-7]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli