Penatalaksanaan Sindrom Cauda Equina
Penatalaksanaan sindrom cauda equina disesuaikan dengan penyebab primer kondisi tersebut akan tetapi utamanya adalah tindakan bedah dekompresi. Jika ditemui kecurigaan terjadinya sindrom cauda equina, maka pasien harus segera dirujuk ke Instalasi Gawat Darurat yang memiliki akses pada Unit Bedah Tulang Belakang.
Pemasangan kateter urin perlu dilakukan pada pasien dengan retensi urin, akan dirujuk, atau yang akan menjalani tindakan pembedahan.[2,10]
Pembedahan
Sindrom cauda equina adalah kegawatdaruratan ortopedi dengan pilihan terapi berupa tindakan bedah dekompresi sedini mungkin, yakni sekitar 24 atau 48 jam dari munculnya onset.[3,18]
Tindakan pembedahan bertujuan untuk mengurangi kompresi lokal sesegera mungkin, mengurangi atau mencegah kerusakan jaringan yang disebabkan oleh kompresi, mengurangi tekanan tinggi pada ganglia posterior dari akar saraf, mengurangi iskemia dan hipoksia, mengurangi degenerasi dan kematian neuron sensorik pada ganglia, mengurangi degenerasi retrograde, serta mencegah apoptosis sel kornu anterior sakral.[14]
Teknik bedah yang disarankan dalam penatalaksanaan sindrom cauda equina adalah wide laminectomy dan dekompresi ekstensif dengan foraminotomi jika dibutuhkan, karena sindrom cauda equina sering terjadi sebagai akibat sekunder dari herniasi diskus lumbaris.
Removal disc space material secara agresif juga dilakukan pada beberapa kasus. Untuk kasus kompresi hematom atau abses, evakuasi menyeluruh merupakan tindakan pilihan.[9]
Medikamentosa
Tidak ada medikamentosa spesifik pada sindrom cauda equina. Pemberian obat-obatan dilakukan berdasarkan etiologi dan presentasi klinis pasien. Beberapa contoh medikamentosa yang dapat diberikan adalah kortikosteroid pada kasus ankylosing spondylitis, atau antibiotik pada sindrom cauda equina akibat penyakit infeksi.
Selain itu, bisa dibutuhkan pemberian analgesik untuk meredakan nyeri, antiinflamasi untuk mencegah perburukan cedera, antikoagulan untuk profilaksis terhadap komplikasi trombolitik, antispastisitas untuk mengurangi tonus otot, serta inhibitor fosfodiesterase tipe 5 untuk disfungsi ereksi.[10]
Kemoterapi dan Radioterapi
Pada kasus tumor, radioterapi atau kemoterapi mungkin dibutuhkan setelah tindakan pembedahan.[5]
Rehabilitasi
Rehabilitasi pada kasus sindrom cauda equina bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan daya tahan agar pasien mampu mandiri dalam kegiatan sehari-hari pasca perawatan di rumah sakit. Rehabilitasi memaksimalkan aspek medis, fisik, psikologi, vokasional, dan fungsi sosial pasien.[10]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri