Pendahuluan Sindrom Nyeri Miofasial
Sindrom nyeri miofasial adalah kondisi nyeri muskuloskeletal yang berasal dari otot rangka dan fasia yang tegang dan terlokalisir, atau disebut sebagai myofascial trigger point (MTrPs). Umumnya kondisi ini muncul akibat penggunaan otot yang berlebihan.
Gejala motorik pada sindrom nyeri miofasial dapat berupa kelemahan otot, terbatasnya gerakan, dan kekakuan otot. Gejala sensorik dapat berupa nyeri tekan, nyeri alih, hiperalgesia, atau alodinia. Gejala otonom dapat berupa berkeringat berlebihan, hiperaktivitas pilomotor, perubahan suhu kulit, lakrimasi, dan salivasi.[1]
Sindrom nyeri miofasial diduga disebabkan oleh ketegangan dan kontraksi serat otot berlebihan yang menyebabkan iritasi kontinu. Diagnosis umumnya ditegakkan berdasarkan temuan klinis, seperti nyeri spontan yang terlokalisir, teraba adanya benjolan atau gumpalan pada lokasi nyeri, nyeri tekan pada area benjolan, dan penurunan ruang gerak pada lokasi nyeri.[1,2]
Tata laksana non farmakologis diberikan bersamaan dengan terapi farmakologis untuk membantu meringankan gejala. Intervensi non farmakologis dapat berupa dry needling dan transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS).
Terapi farmakologis meliputi pemberian analgesik topikal seperti diklofenak. Pilihan lain adalah anestesi topikal dengan krim lidocaine ataupun capsaicin. Terapi dengan antidepresan trisiklik, muscle relaxant, dan injeksi toksin botulinum juga dapat dipilih.[1-3]