Prognosis Vertigo
Prognosis vertigo perifer seperti benign paroxysmal positional vertigo (BPPV) relatif lebih baik dibandingkan vertigo sentral. Vertigo yang dialami lansia dengan instabilitas dapat menyebabkan komplikasi jatuh bahkan kematian.
Selain itu, vertigo juga dapat menyebabkan komplikasi berupa penurunan kualitas hidup akibat masalah mobilitas dan ketidakmampuan untuk bekerja bagi penderitanya.
Komplikasi
Vertigo sering terjadi pada populasi geriatri dan karena adanya gangguan keseimbangan tubuh atau instabilitas, dapat menyebabkan jatuh. Instabilitas dan kejadian jatuh pada populasi geriatri dapat menyebabkan kecacatan hingga kematian.
Gangguan hidup yang ringan juga ditemukan berbeda bermakna antara kelompok dengan vertigo dan tanpa vertigo pada gangguan aktivitas sehari-hari, perawatan diri, mobilisasi dan psikologis seperti depresi dan cemas.[31,32]
Penurunan fungsi individu sebagai pekerja dialami oleh penderita vertigo, dalam sebuah studi ditemukan penurunan produktivitas hingga mencapai 70% dan 14 hari kerja.[33]
Pada vertigo yang disebabkan oleh penyebab sentral seperti stroke, penanganan medis harus segera diberikan karena merupakan penyebab yang dapat mengancam nyawa.
Vertigo juga menyebabkan komplikasi berupa penurunan kualitas hidup akibat masalah mobilitas dan ketidakmampuan untuk bekerja. Vertigo yang terjadi saat berkendara juga dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan.[31-33]
Prognosis
Vertigo perifer seperti BPPV memiliki prognosis yang lebih baik dibandingkan vertigo sentral karena merupakan penyakit yang sebagian besar dapat sembuh dengan sendirinya.
Namun, vertigo kronis yang dapat mengganggu kualitas hidup masih dapat terjadi. Pada BPPV, faktor prognostik yang meningkatkan angka kekambuhan adalah jenis kelamin wanita dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk pengobatan.[33]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri