Pendahuluan Abses Tuboovarium
Abses tuboovarium adalah massa inflamatorik pada tuba atau ovarium yang disertai pus. Abses tuboovarium merupakan komplikasi dari penyakit radang panggul (PID) yang tidak mendapatkan penanganan adekuat.
Abses tuboovarium dapat terjadi akibat infeksi asendens patogen serviks dan vagina ke endometrium, dan kemudian menuju tuba falopi hingga cavum peritoneum. Infeksi pada abses tuboovarium juga dapat disebabkan oleh infeksi area sekitar, seperti apendiks, usus besar, dan kandung kemih.[1,2,9]
Gambar 1. Abses Tuboovarium Kanan
Diagnosis abses tuboovarium dapat melalui manifestasi klasik, yaitu massa adnexa, demam, nyeri pada adneksa unilateral atau bilateral, dan/atau duh vagina. Abses tuboovarium seringkali didahului penyakit radang panggul (PID).
Pemeriksaan laboratorium dapat menunjukkan tanda infeksi berupa peningkatan leukosit, laju endap darah (LED), dan C-reactive protein (CRP). Ultrasonografi (USG) pada abses tuboovarium menunjukkan massa solid atau kistik, yang bisa disertai piosalping. Gambaran septa pada tuba merupakan salah satu tanda patognomonik abses tuboovarium, disebut cogwheel sign.[1,2]
Tata laksana abses tuboovarium adalah dengan pemberian antibiotik spektrum luas, yaitu kombinasi ceftriaxone, doxycycline, dan metronidazole. Pembedahan perlu dipertimbangkan pada abses tuboovarium yang tidak responsif terhadap pemberian antibiotik selama 48 jam, kondisi emergensi yang menjadi etiologi abses tuboovarium, serta penurunan kondisi klinis.[1,2,10]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli