Penatalaksanaan Leiomyoma
Penatalaksanaan leiomyoma didasarkan pada ada atau tidaknya gejala. Pada pasien yang bergejala, terapi yang diberikan disesuaikan dengan gejala dan keparahan gangguan fungsional akibat tumor. Pengangkatan tumor merupakan terapi definitif untuk penyakit ini.
Pada kasus mioma uteri, mempertahankan kesuburan wanita khususnya pada wanita dengan usia produktif merupakan suatu pertimbangan yang penting untuk penatalaksanaan.[5-7]
Terapi Farmakologis
Terapi farmakologis digunakan sebagai intervensi awal untuk leiomyoma simtomatik. Terapi farmakologis terdiri dari terapi hormonal pada leiomyoma yang memiliki reseptor estrogen-positif (ER+) dan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) pada leiomyoma yang menimbulkan rasa nyeri.[6,23]
Terapi Hormonal
Terapi hormonal seperti kontrasepsi oral kombinasi atau intrauterine device hormonal levonogestrel dapat digunakan pada leiomyoma yang memiliki reseptor estrogen positif. Sebuah studi membuktikan penggunaan kontrasepsi oral kombinasi yang mengandung ethinylestradiol 30 μg + levonorgestrel 150 μg yang diberikan setiap hari selama 21 hari sebulan dan levonorgestrel-releasing intrauterine system (LNG-IUS) yang melepaskan 20 µg levonorgestrel.
Penelitian menunjukkan penggunaan IUD hormonal dapat membantu dalam mengontrol pendarahan dan dapat sedikit atau tidak sama sekali mengecilkan ukuran tumor.[5,22]
Obat Antiinflamasi Nonsteroid
Obat antiinflamasi nonsteroid seperti ibuprofen, asam mefenamat, atau naproxen, dapat digunakan untuk menghilangkan nyeri pada leiomyoma yang menyebabkan rasa nyeri. Contoh dosis obat yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
Ibuprofen 600 mg per oral, dua kali sehari
Asam mefenamat 500 mg per oral, tiga kali sehari
Naproxen 500 mg per oral, dua kali sehari[6,23]
Pada kasus piloleiomyoma (leiomyoma kutaneus), terdapat studi yang menunjukkan pemberian antagonis ion kalsium seperti nifedipine dan gabapentin bermanfaat untuk mengatasi nyeri yang berasal dari tumor. Nifedipine 10 mg, 3 kali sehari atau gabapentin 300 mg, 2 kali sehari, dapat diberikan selama 3 minggu untuk kasus piloleiomyoma.[6,10,21]
Asam Traneksamat
Asam traneksamat ialah obat hemostatik untuk pendarahan. Asam traneksamat dapat diberikan untuk menangani perdarahan uterus abnormal yang terjadi akibat leiomyoma uteri. Dosis obat yang digunakan adalah 1,3 g per oral tiga kali sehari selama 5 hari atau pemberian melalui intravena dengan dosis 10 mg/kgBB secara intravena dengan maksimum 600 mg/dosis setiap 8 jam.[5,23]
Pembedahan
Eksisi lokal yang luas disarankan untuk leiomyoma simtomatik yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Eksisi merupakan cara efektif pada beberapa leiomyoma seperti leiomyoma kutaneus soliter, terutama bila diikuti oleh skin graft.[1,6,7]
Pada kasus seperti tumor esofagus, torakotomi terbuka dilakukan untuk pengangkatan tumor meskipun prosedur ini masih tergolong kontroversial. Reseksi esofagus juga dilakukan pada penderita yang memiliki tumor dengan ukuran yang sangat besar sama halnya dengan kasus leiomyoma pada ginjal.[9,11-13]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja