Epidemiologi Persalinan Preterm
Menurut laporan epidemiologi, prevalensi persalinan preterm atau persalinan prematur masih cukup tinggi di dunia, yaitu sekitar 4–16%. Prevalensi terutama lebih tinggi di negara berpendapatan rendah hingga menengah. Persalinan preterm menyebabkan angka morbiditas dan mortalitas neonatus yang cukup tinggi karena adanya berbagai komplikasi yang terjadi pada bayi prematur.
Global
Pada tahun 2020, data World Health Organization (WHO) menunjukkan ada 13,4 juta kelahiran bayi prematur di dunia. Prevalensi persalinan preterm bervariasi antar negara, dengan kisaran 4–16%. Sebanyak 90% persalinan preterm terjadi di negara dengan pendapatan rendah dan menengah. Data lain menunjukkan bahwa sebanyak 80% persalinan preterm terjadi di negara sub-Sahara Afrika dan Asia Selatan.[6,7]
Indonesia
Di Indonesia, angka persalinan preterm masih cukup tinggi. Berdasarkan data WHO, Indonesia termasuk dalam 10 negara tertinggi kasus persalinan preterm pada tahun 2015, yakni mencapai 675.000 kasus. Menurut data tersebut, persalinan preterm di Indonesia mencapai 15,5 kasus per 100 kelahiran hidup.[8]
Mortalitas
Persalinan preterm merupakan salah satu penyebab tingginya mortalitas pada anak usia <5 tahun, yaitu sebesar 18%. Hal ini disebabkan oleh berbagai komplikasi yang terjadi pada bayi prematur. Mortalitas terutama tinggi di negara berkembang karena kurangnya modalitas penanganan komplikasi kelahiran prematur, seperti infeksi dan gangguan pernapasan.[6,7]
Mortalitas juga dipengaruhi oleh usia kehamilan saat bayi dilahirkan. Sebanyak 90% bayi yang lahir saat usia gestasi <28 minggu di negara pendapatan rendah meninggal dalam beberapa hari pertama kehidupan. Sementara itu, di negara dengan pendapatan tinggi, tingkat kematian <10%.[6,7]
Penulisan pertama oleh: dr. Reren Ramanda