Epidemiologi Skleritis
Data epidemiologi skleritis di Indonesia masih sangat kurang. Skleritis lebih sering terjadi pada wanita dengan predileksi usia 40-60 tahun. Skleritis lebih banyak terjadi pada mereka dengan penyakit autoimun sistemik, hal ini yang menjadikan skleritis lebih sering terjadi pada wanita.[2,4,5,16]
Hampir 50% pasien dengan skleritis memiliki penyakit autoimun sistemik yang mendasari, dan yang terbanyak adalah rheumatoid arthritis (RA) dan Wegener’s granulomatosis. Skleritis dapat menjadi manifestasi klinis yang pertama kali muncul pada penyakit tersebut. Skleritis yang memiliki etiologi infeksi hanya terjadi pada 5-10% kasus, namun luarannya lebih buruk daripada skleritis yang disebabkan oleh penyakit autoimun.[23,25]
Selain pada orang dewasa dengan penyakit penyerta, skleritis juga dapat terjadi pada anak-anak dengan insidensi 1,2% dari seluruh kasus skleritis. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Majumder et al., skleritis posterior merupakan tipe yang paling sering ditemukan pada anak (41,7%).[22]
Referensi
(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)