Pendahuluan Xanthelasma
Xanthelasma adalah lesi kulit berwarna kekuningan pada kelopak mata. Xanthelasma merupakan salah satu jenis xanthoma yang paling sering terjadi. Xanthoma muncul karena adanya akumulasi lemak di dalam sel makrofag di jaringan dermis. Xanthelasma sendiri berasal dari bahasa Latin, yaitu xanthos yang berarti kuning dan elasma yang berarti lempengan pipih.[1-3]
Xanthelasma termasuk jenis xanthoma, yang dapat dipicu oleh kelainan sistemik, penggunaan obat, dan pola makan tertentu. Kelainan sistemik yang dapat menimbulkan xanthelasma seperti dislipidemia, diabetes mellitus, dan kelainan tiroid. Penggunaan obat tertentu seperti glukokortikoid, siklosporin, cimetidine, estrogen, retinoid, dan antiepileptik juga menjadi faktor risiko. Selain itu, pola makan tinggi kolesterol dan kebiasaan konsumsi alkohol juga dapat meningkatkan risiko terjadinya xanthelasma.[4,5]
Diagnosis diawali dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik regio mata yang kemudian diikuti dengan pemeriksaan lebih spesifik seperti pemeriksaan tajam penglihatan dan segmen anterior mata.[2,3,6]
Diagnosis pasti ditegakkan melalui pemeriksaan histopatologi jaringan dengan menemukan foam cells, yaitu makrofag (histiosit) yang kaya akan kolesterol intraseluler teresterifikasi. Sel ini terutama ditemukan di jaringan dermis retikular superfisial dan di area perivascular dan periadnexal.[2,3,6]
Penatalaksanaan yang paling baik dan efektif hingga kini belum ditetapkan. Umumnya penatalaksanaan dimulai dengan perubahan gaya hidup untuk menurunkan kadar lemak dalam darah. Beberapa modalitas terapi yang dipertimbangkan adalah operasi eksisi, terapi laser, kauterisasi secara kimiawi, dan pembedahan beku.[6,7]
Pilihan terapi disesuaikan dengan kondisi pasien terutama dengan kebutuhan estetik dan profil kolesterol dalam darah. Bila ditemukan hiperlipidemia, maka dapat dipertimbangkan pengobatan medikamentosa yang dikombinasi dengan terapi eksisi.[6,7]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini