Epidemiologi Kanker Penis
Berdasarkan data epidemiologi, kanker penis merupakan keganasan yang langka tetapi menunjukkan variasi insiden yang sangat besar antar wilayah, dengan beban penyakit tertinggi ditemukan di negara berkembang. Di Indonesia, data menunjukkan variasi geografis yang signifikan dengan insiden tertinggi dilaporkan di Bali.[2-4]
Global
Pada tahun 2020, tercatat 36.068 kasus baru karsinoma penis dan 13.211 kematian secara global. Kanker penis menempati peringkat tertinggi ke-30 untuk insiden dan ke-31 untuk mortalitas dari semua jenis kanker. Age-standardized rate (ASR) dunia adalah 0,8 per 100.000 laki-laki.[2-4]
Distribusi geografisnya tidak merata. Amerika Selatan dan Karibia merupakan wilayah dengan insiden tertinggi (ASR 1,3). Bila melihat berbagai negara di kedua wilayah tersebut, Paraguay (ASR 3,4), Bolivia (ASR 2,0), dan Kolombia (ASR 1,9) merupakan negara dengan angka tertinggi.[2-4]
Benua Afrika mencatat jumlah kasus yang relatif rendah (2.060 kasus), tetapi menjadi rumah bagi beberapa negara dengan insiden tertinggi di dunia, seperti Eswatini (ASR 7,0) dan Uganda (ASR 4,6), di mana hal ini diduga kuat terkait dengan endemisitas infeksi HPV dan standar higiene.[2-4]
Asia menyumbang jumlah kasus absolut tertinggi (20.315 kasus, 56,3% dari total kasus global), yang dipimpin India (ASR 1,6; 10.677 kasus) dan Nepal (ASR 1,7). Sebaliknya, insiden di Amerika Utara (ASR 0,51) maupun Eropa (ASR 0,94) tergolong rendah.[2-4]
Kanker penis umumnya merupakan penyakit usia lanjut dengan puncak insiden pada dekade ke-6. Namun, penyakit ini j dapat terjadi pada pria yang lebih muda.[2-4]
Indonesia
Data epidemiologi karsinoma penis di Indonesia menunjukkan variasi geografis yang sangat mencolok. Provinsi Bali memiliki insiden tertinggi, yang jauh melampaui rata-rata nasional dan global.[5,6]
ASR di Bali mencapai 2.1 per 100.000 laki-laki, dengan Crude Rate Incidence (CRI) sebesar 2.5 per 100.000. Angka ini mencapai puncaknya pada kelompok usia 55–64 tahun dengan Age-Specific Rate (AR) setinggi 12.9 per 100.000 laki-laki. Tren dari tahun 2004–2013 menunjukkan peningkatan jumlah kasus yang mengkhawatirkan di Bali, yang memuncak pada tahun 2013.[5,6]
Mortalitas
Angka kematian meningkat pada kasus metastatik. Sementara itu, pada karsinoma in situ (stadium paling awal), angka ketahanan hidup 5 tahun masih >90%.[11,13,14]