Etiologi Kolangiokarsinoma
Etiologi kolangiokarsinoma hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti. Namun, terdapat beberapa faktor risiko yang telah dilaporkan berperan dalam terjadinya kolangiokarsinoma, yaitu adanya peningkatan jalur inflamasi dan turnover sel yang berkaitan dengan kerusakan DNA dan perkembangan kanker.[1]
Infeksi dan Inflamasi
Di Asia Tenggara yang memiliki insidensi kolangiokarsionoma cukup tinggi, infeksi hepar kronis berkaitan dengan parasit yang menginfeksi hepar (hepatobiliary flukes), seperti Clonorchis sinensis dan Opisthorchis viverrini akibat konsumsi ikan yang terkontaminasi. Kedua parasit tersebut berkaitan dengan kondisi inflamasi kronis dan diduga merupakan karsinogen. [3,5,6] Infeksi parasit lain yang berkaitan adalah Ascaris lumbricoides. Selain itu, infeksi bakteri Helicobacter sp juga diduga dapat menjadi faktor timbulnya kolangiokarsinoma.[6]
Hepatolitiasis
Hepatolitiasis merupakan faktor risiko lain terjadinya kolangiokarsinoma, terutama intrahepatik. Inflamasi kronis bilier sekunder akibat adanya batu intrahepatik meningkatkan risiko terjadinya kolangiokarsinoma. Selain itu, terjadinya hepatobiliary flukes lebih sering pada pasien dengan hepatolitiasis.[5,7]
Paparan Bahan Kimia
Beberapa paparan bahan kimia berkaitan dengan berkembangnya keganasan duktus biliaris, terutama pada pekerja di bidang penerbangan, karet, dan kayu. [6] Selain itu, peningkatan risiko kolangiokarsinoma juga ditemukan pada penggunaan bahan kontras radiologi berupa kombinasi antara thorium dioxide dan dekstrin yang sempat digunakan antara tahun 1930-1950.[3,5,7]
Kista Duktus Biliaris dan Hepar
Insidensi kista duktus biliaris cenderung tinggi di Asia. Kista koledokus, termasuk Caroli’s disease, merupakan abnormalitas kongenital pada duktus pankreatikus dan bilier yang jarang terjadi. Kondisi ini dapat menyebabkan dilatasi segmental dari duktus biliaris sehingga berisiko tinggi mengalami inflamasi kronis dan deposit fibrosis luas, sehingga dapat terjadi steatosis biliaris, kolangiolitiasis, dan kolangitis asenden. Kista dapat ditemukan intrahepatik maupun ekstrahepatik. Kista yang tidak ditangani dengan baik dapat meningkatkan insidensi keganasan hingga 28%.[5,7]
Primary Sclerosing Cholangitis
Primary Sclerosing Cholangitis (PSC) merupakan inflamasi kronis pada traktus biliaris yang menyebabkan fibrosis dan oklusi duktus biliaris intra dan ekstrahepatik. PSC meningkatkan risiko terjadinya kolangiokarsinoma intrahepatik sebesar 9-20% dengan risiko yang terus meningkat 0,5%-1,5% setiap tahun setelah diagnosis.[5,7]
Faktor Risiko
Faktor risiko kolangiokarsinoma meliputi hepatitis B, hepatitis C, dan sirosis hepatis yang ketiganya berkaitan terutama dengan kejadian kolangiokarsinoma intrahepatik.
Faktor lain seperti inflammatory bowel disease (IBD), diabetes, obesitas, polimorfisme genetik, serta kebiasaan mengonsumsi alkohol dan merokok masih memerlukan studi lebih lanjut untuk membuktikan keterlibatan dalam meningkatkan risiko kolangiokarsinoma.[4,5,6]