Prognosis Berat Badan Lahir Rendah
Prognosis bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) yang ditangani dengan tepat umumnya cukup baik. Namun, penyebab kematian neonatal tertinggi saat ini adalah BBLR, terutama BBLR dengan komplikasi. Komplikasi BBLR dapat terjadi pada masa bayi atau masa mendatang saat sudah dewasa.[4,10]
Komplikasi pada Masa Bayi
Komplikasi yang dapat muncul pada bayi dengan BBLR adalah hipotermia dan hipoglikemia. Selain itu, kondisi BBLR pada bayi prematur memiliki risiko hiperbilirubinemia, respiratory distress syndrome (RDS), perdarahan intraserebral atau intraventrikuler, infeksi bakteri, penyakit paru kronis, necrotizing enterocolitis, apnea of prematurity, patent ductus arteriosus, disabilitas mental serta fisik, sepsis, kebutaan, gangguan pencernaan, dan kesulitan minum.[3,4,7,10]
Necrotizing enterocolitis (NEC) menyebabkan morbiditas dan mortalitas pada bayi BBLR. Pemberian susu formula mungkin merupakan faktor risiko penting untuk perkembangan NEC.[17]
Komplikasi pada Masa Mendatang
Kondisi BBLR juga dapat menimbulkan komplikasi di masa mendatang, misalnya gangguan pertumbuhan (stunting), gangguan perkembangan kognitif, dan penyakit kronis. Orang dewasa dengan riwayat BBLR lebih berisiko mengalami penyakit jantung koroner, stroke, hipertensi, dan diabetes melitus.[4,10]
Prognosis
Apabila cepat ditangani dengan baik dan pemberian nutrisi yang tepat, prognosis bayi BBLR cukup baik. Hanya saja, bayi prematur dengan berat badan lahir rendah memiliki risiko kematian lebih tinggi hingga 20 kali lipat dibandingkan dengan bayi cukup bulan.[9,10]
Angka survival rate secara global pada bayi BBLR baik dengan kategori BBLSR maupun BBLASR cukup beragam di setiap negara, sehingga prognosis juga dipengaruhi oleh cara tenaga medis menangani kasus tersebut di masing-masing negara.[10]
Sebuah studi kohort retrospektif di Indonesia menggunakan data dari survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2002‒2003 dan 2007, yang melibatkan 1.123 bayi BBLR 1.500‒2.499 gram. Hasil studi mendapatkan ketahanan hidup BBLR sebesar 97,33%.[18]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini