Etiologi Anthrax
Etiologi anthrax adalah bakteri Bacillus anthracis yang termasuk dalam genus Bacillus, famili Bacillaceae. Transmisi dapat terjadi melalui kontak dengan hewan terinfeksi maupun produk hewan yang terinfeksi.[3,4]
Bacillus Anthracis
B.anthracis adalah basilus Gram positif berbentuk batang lurus atau sedikit melengkung, dengan diameter 1-1,5 µm dan panjang 3-8 µm. B.anthracis memiliki kapsul, dapat memproduksi toksin, bersifat nonmotil dan nonhemolitik. Bakteri ini dapat hidup secara aerobik atau anaerobik fakultatif, dan tumbuh optimal pada suasana yang kaya akan karbondioksida.[3,4]
Spora Bakteri
Bakteri anthrax dapat dijumpai dalam dua bentuk yaitu sel vegetatif dan spora. Bakteri bentuk vegetatif tidak tahan terhadap oksigen, sehingga di luar tubuh hewan atau manusia (lingkungan terbuka) akan menjadi spora inaktif. Spora anthrax dapat bertahan lama di lingkungan pada pH di atas 6, suhu di atas 15°C, didukung dengan adanya kandungan organik dan nitrogen tanah.
Spora dapat dorman dan tetap bertahan di lingkungan tanpa kehilangan virulensinya hingga beberapa dekade. Karena ketahanan hidup spora tersebut, anthrax banyak menjangkiti hewan herbivora terutama domba, kambing, sapi, rusa liar, kuda, dan antelope. Di dalam tubuh hewan, spora akan aktif kembali menjadi bakteri dan menimbulkan infeksi.[2-4]
Toksin Bakteri
Tingkat virulensi B. anthracis dipengaruhi oleh kapsul dan toksin bakteri. Kapsul B.anthracis tersusun atas asam poli-D-glutamat dan berfungsi melindungi bakteri dari fagositosis dan lisis. Toksin anthrax diproduksi pada fase vegetatif dan merupakan penyebab munculnya manifestasi klinis pada manusia maupun hewan.
Toksin B.anthracis terdiri atas 3 komponen, yaitu faktor letal, faktor edema, dan antigen protektif. Antigen protektif merupakan protein 83-kd yang terikat pada reseptor sel di dalam jaringan target. Ikatan antigen protektif pada reseptor sel akan melepaskan fragmen ke tempat ikatan tambahan. Ikatan dari faktor edema pada tempat tersebut akan membentuk toksin edema, sedangkan ikatan dari faktor letal pada tempat tersebut akan membentuk toksin letal.
Toksin edema bekerja dengan cara mengkonversi adenosine triphosphate (ATP) menjadi cyclic adenosine monophosphate (cAMP). CAMP sel akan meningkat sehingga terjadi edema selular di dalam jaringan target. Toksin letal merupakan faktor virulensi yang berperan dalam keparahan penyakit dan kematian akibat anthrax. Cara kerja faktor letal belum dapat dipastikan, namun diketahui dapat menghambat fagositosis neutrofil, lisis makrofag, serta menyebabkan pelepasan tumor necrosis factor (TNF) dan interleukin-1.
Toksin B. anthracis dapat merusak pembuluh darah yang menyebabkan kebocoran cairan, termasuk kebocoran pada pembuluh darah kecil sehingga memicu terjadinya syok dan kematian.[3-5]
Transmisi Anthrax
Anthrax pada manusia ditransmisikan dari hewan terinfeksi. Anthrax tidak ditransmisikan atau tidak bersifat menular antara manusia. Namun, ada laporan transmisi antar manusia pada kasus anthrax kulit yang menular melalui duh dari lesi kulit, sehingga kewaspadaan standar harus tetap dilakukan.
Transmisi anthrax pada manusia terjadi melalui inokulasi spora ke dalam kulit terbuka atau luka saat kontak dengan hewan terinfeksi atau saat mengolah produk hewani yang terinfeksi. Transmisi juga dapat terjadi melalui ingesti spora akibat makan daging hewan terinfeksi yang mentah atau kurang matang ataupun sayur-sayuran yang tidak dimasak dengan sempurna, dan spora anthrax yang terhirup saat mengolah produk hewani yang terinfeksi.[1,2]
Faktor Risiko
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi anthrax yaitu faktor virulensi dari bakteri, keseimbangan antara pembuangan dan produksi aerosol infeksius, kecepatan ventilasi pulmonal, durasi paparan, dan faktor kerentanan host.
Beberapa aktivitas yang dapat meningkatkan risiko terpapar anthrax antara lain:
- Bekerja di peternakan maupun mengolah produk hewani seperti wol, bulu, dan kulit
- Pekerja peternakan yang makan dengan tangan yang kurang bersih dan telah terkontaminasi bakteri anthrax
- Pekerja laboratorium yang menangani sampel anthrax
- Dokter hewan dan petugas kesehatan hewan
- Individu yang bepergian ke daerah endemi
- Anggota militer (terkait dengan bioterorisme anthrax)
- Makan daging hewan terinfeksi yang mentah atau kurang matang
- Makan sayur-sayuran yang tidak dimasak dengan sempurna[1,3,4]
Penulisan pertama oleh: dr. Alexandra Francesca Chandra