Patofisiologi Brucellosis
Patofisiologi brucellosis dimulai dengan masuknya bakteri Brucella ke dalam aliran darah melalui luka terbuka, membran mukosa, konjungtiva, traktus respiratorius, atau traktus gastrointestinal. Penularan dari hewan dapat terjadi melalui hewan ternak yang terinfeksi (sapi, domba, kambing, atau babi). Penularan melalui makanan biasanya dari produk susu yang tidak dipasteurisasi.[1,8-10]
Transmisi
Manusia sebetulnya merupakan host insidental brucellosis. Penyakit ini dapat ditransmisikan ke manusia melalui berbagai rute, seperti oral, konjungtiva, pernapasan, kulit, transplansental, darah, dan transplantasi sumsum tulang. Namun, kebanyakan kasus terjadi melalui paparan langsung terhadap produk hewan yang terkontaminasi, misalnya konsumsi susu yang tidak dipasteurisasi, sekresi genital, ataupun aerosol infeksius.[3]
Invasi Dalam Sel
Bakteri Brucella adalah bakteri kokobasilar aerobik Gram negatif yang dapat menginvasi baik sel fagositik maupun nonfagositik. Bakteri ini dapat hidup intraseluler dengan menghindari sistem imun.
Setelah bakteri ini mengalami fagositosis, sekitar 15–30% tetap bertahan dan menjadi patogen intraseluler yang bisa masuk ke pembuluh darah. Bakteri Brucella tetap hidup di dalam sel polimorfonuklear (PMN) dan makrofag, sehingga menyebabkannya terhindar dari respons bakterisidal. Bakteri yang tersisa masuk ke dalam sistem limfatik dan melakukan replikasi. Selain itu, replikasi juga bisa terjadi di ginjal, limpa, hepar, jaringan payudara, dan sendi.
Masa inkubasi brucellosis sangat bervariasi, mulai dari 5 hari hingga 6 bulan, dengan rerata 2–4 minggu. Gejala awal nonspesifik, bisa berupa demam, malaise, nyeri sendi, nyeri otot, kelelahan, sakit kepala, dan keringat dingin di malam hari. Gejala akut dapat berlangsung selama beberapa bulan, sedangkan infeksi kronis dapat bertahan hingga bertahun-tahun.
Brucellosis sering menyebabkan infeksi fokal dan dapat terjadi di hampir seluruh bagian tubuh. Komplikasi paling sering terjadi di osteoartikuler. Endokarditis akibat brucellosis jarang terjadi, namun dapat menjadi penyebab kematian utama pada pasien brucellosis.[8-10]