Pendahuluan Enterobiasis
Enterobiasis adalah infestasi cacing Enterobius vermicularis pada manusia. Enterobiasis lebih sering ditemukan pada anak. E. vermicularis juga dikenal sebagai cacing kremi atau pinworm. Tahap infektif dari E. vermicularis adalah tertelannya telur mengandung larva pada makanan yang terkontaminasi. Jalur infeksi cacing ini adalah melalui fekal-oral.[1-3]
Pasien dengan enterobiasis akan mengeluhkan rasa gatal hebat pada anus (pruritus ani) yang timbul terutama pada malam hari. E.vermicularis berwarna putih dan sering dapat dilihat dengan mata telanjang, tampak seperti bulir kapas. Penegakan diagnosis dapat dilakukan dengan pemeriksaan menggunakan selotip yang ditekan pada perianal dan ditempatkan pada kaca preparat untuk diperiksa di bawah mikroskop. Ditemukannya telur E. vermicularis berisi larva dapat menjadi dasar penegakan diagnosis enterobiasis.[4,5]
E. vermicularis sendiri merupakan cacing kecil berbentuk benang dengan morfologi yang berbeda pada cacing jantan dan cacing betina. Cacing jantan berukuran panjang 5 cm dengan ujung posterior melengkung dan memiliki spikula kopulasi tunggal. Cacing betina berukuran panjang 13 cm dengan ujung posterior lurus.[1-3]
Tata laksana nonmedikamentosa untuk enterobiasis berupa perhatian dan perbaikan terhadap kebersihan diri dan sanitasi. Tata laksana medikamentosa yang dapat diberikan adalah obat antiparasit seperti mebendazole, albendazole, dan pirantel pamoat.[5,6]