Pendahuluan Filariasis
Filariasis merupakan kelompok penyakit yang disebabkan oleh cacing nematoda famili Filariidae. Nematoda ini tinggal di jaringan subkutan dan pembuluh limfatik pada manusia. Filaria ditransmisikan melalui nyamuk dan antropoda lain. Siklus hidup antar filaria berbeda-beda bergantung dari spesiesnya. Siklus hidup ini terdiri dari fase larva yang berada di dalam tubuh serangga dan fase dewasa yang berada di dalam tubuh manusia. Mikrofilaria yang terhisap oleh serangga akan kembali menjadi fase larva yang infektif.
Filariasis dibedakan menjadi 4 jenis dengan spesies penyebab dan manifestasi klinis yang berbeda pula, yaitu:
- Limfatik filariasis yang disebabkan oleh Wuchereria bancrofti, Brugia malayi,dan Brugia timori;
- Onchocerciasis yang disebabkan oleh Onchocerca volvulus;
- Loiasis yang disebabkan oleh Loa loa;
- Mansonellosis yang disebabkan oleh Mansonella streptocerca, Mansonella perstans, dan Mansonella ozzardi[1,2]
Filariasis limfatik atau kaki gajah (elephantiasis) merupakan salah satu filariasis yang banyak ditemukan. 90% kasus disebabkan oleh W. bancrofti. Infeksi kronik oleh filaria ini dapat menimbulkan limfangitis, limfadenitis, kiluria pembengkakan skrotum, hidrokel, funikulitis, selulitis, dan elefantiasis. Pemeriksaan untuk diagnosis dapat menggunakan deteksi antigen cepat. Tata laksana filariasis limfatik dapat menggunakan diethylcarbamazine, ivermectin, atau albendazole, tergantung dari adanya koinfeksi dengan filaria lain.
Onchocerciasis dapat menimbulkan gejala berupa nodul subkutan, gatal, perubahan warna, penurunan elastisitas kulit, gangguan penglihatan sampai kebutaan, dan gangguan neurologis seperti kejang dan disabilitas intelektual. Pemeriksaan baku emas untuk onchocerciasis adalah biopsi skin snip. Tata laksana lini pertama adalah ivermectin.
Loiasis sebagian besar bersifat asimtomatik. Gejala yang dapat muncul adalah pembengkakan yang berpindah-pindah, nyeri pada mata, dan gatal di seluruh tubuh. Penegakan diagnosis loiasis dilakukan dengan menemukan mikrofilaria pada pemeriksaan apusan darah tebal atau tipis dengan pewarnaan Giemsa. Tata laksana loiasis bergantung dari jumlah mikrofilaria.
Infeksi oleh spesies Mansonella biasanya tidak menimbulkan gejala. Deteksi infeksi mansonella dapat dilakukan dengan menemukan mikrofilaria, baik dari darah, biopsi kulit, atau cairan serosa. Tata laksana yang dapat diberikan adalah diethylcarbamazine atau ivermectin.[1-3]
Penulisan pertama oleh: dr. Shofa Nisrina Luthfiyani
Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta