Prognosis Cannabis Use Disorder
Prognosis cannabis use disorder atau penyalahgunaan ganja dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama ada tidaknya komplikasi. Komplikasi yang terjadi akibat cannabis use disorder di antaranya adalah aritmia, eksaserbasi asthma, serta infertilitas pria.[5]
Komplikasi
Komplikasi cannabis use disorder dapat terjadi pada banyak organ, yaitu kardiovaskular, pulmonal, gastrointestinal, reproduksi, serta intelektual dan neurokognitif.
Efek Samping Kardiovaskular
Pemakaian kanabis dikaitkan dengan peningkatan angka kejadian infark miokard dan aritmia. Sistem kanabinoid bersifat antagonis terhadap sistem otonom saraf, menyebabkan vasokonstriksi paradoksikal, menurunkan cardiac output, hipoksia, meningkatkan karboksihemoglobin, dan hipotensi ortostatik.[15]
Efek Samping Pulmonal
Mengonsumsi kanabis dapat menyebabkan gejala paru-paru, seperti batuk, peningkatan produksi sputum dan wheezing. Mengonsumsi kanabis juga dikaitkan dengan dyspnea, faringitis, suara serak dan eksaserbasi asma. Pada orang yang mengonsumsi kanabis, terjadi peningkatan risiko obstruksi jalan udara yang dapat menyebabkan penyakit paru obstruktif kronik.[24]
Efek Samping Gastrointestinal
Pemakaian kanabis setiap hari meningkatkan risiko terjadinya steatosis pada hepatitis C kronik. Penggunaan kanabis setiap harinya juga berkaitan dengan progresi fibrosis dalam hepatitis C kronik sehingga meningkatkan risiko sirosis hepatis.
Cannabis use disorder juga dapat menyebabkan efek samping gastrointestinal berupa Cannabinoid Hyperemesis Syndrome (CHS). Sindrom ini terjadi karena penggunaan kanabis kronik berupa episode muntah dan mual berulang.[25]
Sistem Reproduksi
Pemakaian kanabis secara kronis mengganggu reproduksi manusia dengan mengganggu siklus menstruasi, mensupresi oogenesis dan mengganggu implantasi embrio pada wanita. Pada pria efek yang dapat terjadi adalah meningkatkan kelainan ejakulasi, menurunkan produksi dan motilitas sperma serta menurunkan libido dan menyebabkan impotensi pada pria.
Penggunaan kanabis pada wanita hamil dapat menyebabkan peningkatan risiko kelainan cacat bawaan. Paparan kanabis pada kehamilan menyebabkan kelainan pada perkembangan otak dan mengganggu fungsi kognitif.[26,27]
Penurunan Tingkat Intelektual dan Neurokognitif
Studi yang dilakukan oleh Hooper et al mendapatkan hasil bahwa remaja dengan cannabis use disorder yang telah mencapai remisi penuh tidak memiliki perbedaan dalam hal intelektual, neurokognitif, dan nilai akademis dibandingkan dengan populasi normal pada follow up 1 tahun.
Namun, studi lain menyatakan bahwa penyalahgunaan ganja pada masa remaja dapat menyebabkan dampak jangka panjang berupa penurunan fungsi neurokognitif yang diduga terjadi akibat efek neurotoksik penggunaan ganja pada otak.[5,28]
Prognosis
Prognosis pada cannabis use disorder dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu usia pertama kali mengonsumsi ganja, status pernikahan, serta tingkat edukasi dan pendapatan keluarga. Prognosis juga sangat dipengaruhi oleh ada tidaknya komplikasi. Pasien dengan riwayat intoksikasi ganja memiliki prognosis yang lebih buruk.[5]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini