Penatalaksanaan Depresi Postpartum
Penatalaksanaan depresi postpartum yang terbukti efektif adalah antidepresan dan psikoterapi melalui telemedicine. Terapi depresi postpartum perlu segera dilakukan, karena gejala-gejala depresi akan mengganggu hubungan ibu dan anak sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.[18,19]
Psikoterapi
Penatalaksanaan depresi postpartum sebaiknya mengedepankan metode nonfarmakologis sebagai terapi lini pertama. Penelitian menunjukkan bahwa psikoterapi, seperti individual interpersonal, cognitive behavioral therapy (CBT), dan terapi kelompok/keluarga efektif pada kasus depresi postpartum.[2,19]
Psikoterapi berbasis perbaikan hubungan ibu dan anak (mother infant therapy group) juga bisa digunakan bila gejala-gejala depresi mengganggu hubungan ibu dan anak.[2,19]
Berbagai studi saat ini mengindikasikan bahwa CBT berbasis daring (telemedicine) efektif dalam memperbaiki gejala depresi postpartum. Namun, studi lebih lanjut masih diperlukan untuk membandingkan CBT berbasis daring dengan CBT tatap muka.[12,20,21]
Medikamentosa
Obat-obat psikotropik disekresikan dalam ASI, sehingga harus mempertimbangkan keuntungan dibandingkan kerugian akibat menghentikan pemberian ASI. Bila ibu tetap menginginkan untuk menyusui, maka perlu dipertimbangkan pengaruh obat terhadap bayi bila dibandingkan dengan efek gejala-gejala depresi terhadap hubungan dan kemampuan parenting ibu terhadap bayinya.[2,8]
Obat antidepresan yang relatif aman diberikan pada ibu menyusui adalah selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), seperti sertraline dan venlafaxine. Obat antidepresan lain yang dilaporkan aman digunakan untuk ibu menyusui adalah antidepresan golongan trisiklik, seperti amitriptyline, nortriptyline, dan clomipramine.[2,18,19]
Terapi Nonfarmakologis Lainnya
Beberapa terapi nonfarmakologis untuk depresi postpartum telah diusulkan. Pada kasus-kasus yang berat dan tidak merespon baik terapi antidepresan, bisa dilakukan electroconvulsive therapy (ECT). Terapi lain yang bisa dilakukan adalah dengan bright light therapy, meskipun efikasinya masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.[22-24]
Terapi komplementer seperti akupuntur dan pijat juga bisa dilakukan meskipun hasil penelitian mengenai hal ini tidak konsisten. Sebaliknya, olah raga ternyata efektif dalam menurunkan gejala-gejala depresi pada ibu dengan depresi postpartum.[22,25]
Rawat Inap
Rawat inap perlu dilakukan jika depresi postpartum menyebabkan adanya ide bunuh diri atau keinginan membunuh bayi.[2,3]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini