Pendahuluan Nightmare Disorder
Nightmare disorder atau gangguan mimpi buruk adalah munculnya mimpi-mimpi yang menakutkan atau mengerikan yang bisa memicu aktivasi simpatis dan membangunkan seseorang dari tidur. Mimpi buruk biasanya muncul pada tahap tidur rapid eye movement (REM) dan umumnya isi dari mimpi tersebut masih bisa diingat dengan jelas. Hal ini lah yang membedakannya dari sleep terror.[1]
Keluhan pada nightmare disorder biasanya terjadi berulang dan berhubungan dengan insomnia, karena pasien takut untuk kembali tidur. Diagnosis dapat ditegakkan apabila mimpi buruk yang dialami menimbulkan gangguan fungsi pada individu.[2]
Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual for Mental Disorder Fifth Edition (DSM-5), nightmare disorder didefinisikan sebagai gangguan tidur yang ditandai oleh mimpi buruk berulang yang panjang, sangat disforik, dan bisa diingat dengan jelas. Isi mimpi biasanya berhubungan dengan ancaman terhadap keselamatan, keamanan; integritas fisik; serta terjadi pada paruh akhir waktu tidur.[7]
Nightmare disorder sering terjadi pada anak-anak. Umumnya, isi mimpi buruk yang berulang berhubungan dengan trauma dan sering kali menyebabkan insomnia karena ketakutan untuk tidur dan kembali bermimpi buruk. Meskipun demikian, sebagian besar orang yang mengalami mimpi buruk tidak mengalami gangguan psikiatri.[1] Namun, mimpi buruk yang berulang dapat menimbulkan stres yang sering kali berhubungan dengan psikopatologi tertentu.[2]
Gangguan ini sering ditemukan bersama dengan gangguan psikiatri lainnya, antara lain post-traumatic stress disorder (PTSD); gangguan kepribadian; psikosis; dan penyalahgunaan zat, seperti alkohol, ganja, kokain, dan amfetamin. Tata laksana gangguan ini mengutamakan penggunaan teknik-teknik cognitive behavioral therapy (CBT). Efektivitas farmakoterapi untuk gangguan ini masih rendah.