Epidemiologi Retardasi Mental
Epidemiologi retardasi mental atau intellectual disability sulit untuk ditentukan secara akurat. Hal ini karena umumnya pasien retardasi mental ringan tidak mencari pertolongan medis dan baru terdeteksi pada usia lebih tua.[1]
Global
Perkiraan prevalensi retardasi mental secara global di negara-negara berkembang adalah 10–15 per 1.000 anak, sementara prevalensi retardasi mental di negara-negara barat diperkirakan 1–3%. Retardasi mental ditemukan 1,5 kali lebih banyak pada laki-laki daripada perempuan.[1]
Indonesia
Angka prevalensi retardasi mental di Indonesia secara pasti belum diketahui. Namun, sebuah penelitian di Indonesia menyatakan bahwa prevalensi retardasi mental di Indonesia sama dengan prevalensi global, yaitu 1–3% dari populasi.[5]
Mortalitas
Kondisi retardasi mental tidak menyebabkan kematian secara langsung. Namun, umumnya penderita retardasi mental mempunyai komorbiditas gangguan mental lainnya, misalnya gangguan mood, schizophrenia, attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), dan gangguan conduct. Selain itu, ⅓ pasien dengan retardasi mental juga menunjukkan gejala-gejala autism spectrum disorder. Gangguan kejang juga sering ditemukan pada pasien dengan retardasi mental.[1,4]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini