Pendahuluan Asbestosis
Asbestosis adalah bagian dari asbestos related disease yaitu mesothelioma, kanker paru, dan asbestosis. Asbestos related disease juga dikenal sebagai penyakit okupasi.
Asbestosis terjadi karena paparan asbes, asbes menjadi penyebab potensial yang lebih menonjol disebabkan dari lingkungan daripada penyakit akibat kerja (occupational disease). Paparan asbes terjadi melalui fiber inhalasi di udara di lingkungan, udara ambien di sekitar pabrik yang menangani asbes, atau udara dalam ruangan di perumahan dan bangunan yang mengandung bahan asbes. Paparan asbes yang berat dapat terjadi di industri konstruksi atau perkapalan, terutama selama pembuangan bahan asbes untuk renovasi, perbaikan, atau pembongkaran.[1-3]
Asbes adalah nama yang diberikan untuk sekelompok mineral alami yang tahan terhadap panas dan korosi, termasuk serat mineral seperti chrysotile, amosite, dan crocidolite. Chrysotile, dikenal sebagai asbes putih, adalah magnesium silikat yang termasuk dalam kelompok serpentin dan merupakan jenis yang paling umum (sekitar 95% dari semua penggunaan asbes. Jenis asbes lainnya termasuk dalam kelompok amphibole dan termasuk krosidolit, yang dikenal sebagai asbes biru, amosit, disebut juga asbes coklat, dan antofit. Semua jenis ini memiliki ketahanan mekanis dan kimiawi yang lebih kuat daripada chrysotile.[2,6]
Asbes bersifat karsinogenik. Bukti tentang karsinogenisitas asbes telah terkumpul sejak awal abad ke-20. Kecurigaan bahwa kanker paru mungkin terkait dengan paparan asbes pertama kali dilaporkan di Amerika Serikat dan Inggris pada tahun 1930-an, diikuti sekitar satu dekade kemudian oleh laporan tumor pleura yang terkait dengan asbes.[2,7]
Asbestosis merupakan fibrosis interstisial difus yang disebabkan oleh paparan asbes secara inhalasi setelah periode laten lebih dari 20 tahun. Setelah periode laten, kerusakan paru-paru berkembang lebih progresif ditandai dengan batuk produktif, sesak serta nonspecific chest discomfort. Selama beberapa dekade, serat asbes yang terperangkap menyebabkan inflamasi, jaringan parut pada paru (lung scarring), dan akhirnya kerusakan genetik. Kanker langka dan agresif yang disebut mesothelioma hampir secara eksklusif disebabkan oleh paparan asbes yang bersifat karsinogenik. Asbes juga menyebabkan bentuk kanker lain serta penyakit paru-paru progresif.[2-4]
Diagnosis asbestosis ditegakkan melalui anamnesis berdasarkan paparan fiber asbes dalam waktu lama. Anamnesis mengenai riwayat pajanan membantu menyingkirkan penyebab lain. Gambaran pada Computed Tomography Scan (CT scan) tampak khas pneumonia interstisial, yakni adanya retikulasi subpleural bilateral dalam distribusi basal, dengan dilatasi bronkus dan honeycomb appearance.[2,8]
Tidak ada pengobatan yang dapat memulihkan kerusakan akibat asbes, tetapi langkah-langkah tertentu dapat membantu memperlambat perkembangan penyakit dan meredakan gejala. Menghindari paparan asbes dan bahan iritan lain seperti asap rokok akan membantu memperlambat perkembangan penyakit. Suplementasi oksigen, rehabilitasi pulmoner, pemberian medikasi yang bertujuan untuk mengencerkan sekresi paru-paru agar lebih mudah batuk dan meredakan nyeri dada, serta bila diperlukan dapat dilakukan tindakan pembedahan.[5,9]