Epidemiologi Fibrosis Paru Idiopatik
Menurut data epidemiologi, insiden fibrosis paru idiopatik di seluruh dunia cenderung meningkat karena angka harapan hidup populasi dunia juga meningkat. Fibrosis paru idiopatik umumnya terjadi pada orang berusia >55 tahun. Oleh karena itu, membaiknya sistem kesehatan dan bertambahnya angka harapan hidup turut menyebabkan insiden fibrosis paru idiopatik meningkat.[2,11]
Global
Secara global, prevalensi fibrosis paru idiopatik adalah sekitar 20 kasus per 100.000 orang untuk jenis kelamin laki-laki dan 13 kasus per 100.000 orang untuk jenis kelamin perempuan. Mayoritas pasien fibrosis paru idiopatik terdiagnosis fibrosis paru idiopatik pertama kali pada usia > 55 tahun.[2]
Data insiden dan prevalensi amat bervariasi antar negara karena fibrosis paru idiopatik memiliki definisi dan kriteria diagnosis yang juga bervariasi antar negara. Penyakit ini tergolong penyakit langka tetapi berisiko menimbulkan beban biaya medis yang tinggi dan memberikan luaran klinis yang buruk, terutama pada perokok.[12]
Indonesia
Data epidemiologi fibrosis paru idiopatik di Indonesia masih sangat terbatas. Penelitian epidemiologi nasional masih perlu dilakukan di masa depan.
Mortalitas
Mortalitas fibrosis paru idiopatik adalah sekitar 64,3 kematian per 1.000.000 penduduk pria dan 58,4 kematian per 1.000.000 penduduk wanita. Angka harapan hidup pasien fibrosis paru idiopatik adalah sekitar 2–5 tahun sejak pertama kali terdiagnosis.[2]