Prognosis Ventilator-Associated Pneumonia
Prognosis ventilator-associated pneumonia (VAP) dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk keparahan penyakit, keadaan kesehatan umum pasien, dan keberhasilan dalam menangani infeksi. Selain itu, komplikasi VAP, seperti ARDS (acute respiratory distress syndrome) atau sepsis, juga dapat mempengaruhi prognosis dan memperpanjang durasi ventilasi mekanis serta lama tinggal di ICU.[2-4]
Komplikasi
VAP dapat menyebabkan komplikasi berupa abses paru, empiema, dan ARDS (acute respiratory distress syndrome). VAP juga meningkatkan risiko infeksi sistemik, seperti bakteremia atau sepsis. Selain itu, penggunaan antibiotik untuk mengobati VAP dapat menyebabkan resistensi bakteri yang lebih lanjut memperburuk masalah manajemen infeksi yang sudah kompleks.
Pasien dengan VAP juga berisiko mengalami komplikasi dari penyakit kritis, sama seperti pasien ICU lainnya. Komplikasi ini bisa mencakup stress ulcers, deep vein thrombosis, kegagalan multiorgan, dan pneumonitis. Selain itu, dapat juga terjadi komplikasi akibat blind bronchial sampling, seperti perdarahan dan pneumothorax.[2-4]
Prognosis
VAP memiliki angka mortalitas yang signifikan, terutama pada pasien dengan kondisi penyerta yang kompleks atau sistem imunitas yang lemah. Tingkat mortalitas VAP telah dilaporkan mencapai 50%. Beberapa faktor yang dihubungkan dengan perburukan prognosis adalah tingkat keparahan penyakit saat diagnosis, bakteremia, adanya komorbiditas multipel, dan infeksi akibat patogen resisten obat.[3,4,11]