Pendahuluan Penyakit Behcet
Behcet’s disease atau penyakit Behcet merupakan kelainan langka akibat peradangan sistemik di pembuluh darah. Penyakit Behcet ditandai oleh manifestasi klinis berupa trias gejala atau triple-symptom complex, yakni ulkus aftosa mulut rekuren, ulkus genitalia, dan lesi okular berupa uveitis.[1,3]
Manifestasi klinis sistemik dari penyakit Behcet sangat bervariasi. Beberapa sistem organ seperti sistem saraf pusat, kardiovaskular, gastrointestinal, dan muskuloskeletal merupakan sistem organ yang paling sering terlibat dalam penyakit Behcet. Proses inflamasi yang terjadi pada penyakit Behcet dimediasi oleh sel T helper tipe 1 (Th1), limfosit T, serta sitokin pro-inflamasi seperti interleukin dan tumor necrosis factor (TNF).[1-3,6]
Penyakit Behcet juga dikenal dengan istilah Silk Road Disease karena prevalensinya paling tinggi terutama di negara-negara sepanjang garis utara ekuator. Penyakit Behcet terutama menyerang dewasa muda dengan puncak awitan di usia 25-30 tahun.
Diagnosis penyakit Behcet dapat ditegakkan melalui temuan klinis berdasarkan International Criteria for Behçet’s Disease dengan menyingkirkan potensi adanya penyakit lain serta melalui pemeriksaan radiografi, pemeriksaan laboratorium, dan tes pathergy. Beberapa komplikasi yang dapat timbul pada penyakit Behcet adalah kebutaan permanen, defisit permanen pada sistem saraf pusat (SSP), ruptur aneurisma arteri koroner maupun arteri pulmonal, hingga kematian.[2,3-6]
Penatalaksanaan penyakit Behcet didasarkan pada perkembangan manifestasi klinis yang spesifik pada pasien serta perkembangan penyakit yang dibuktikan dengan memburuknya status fungsional dan kelainan pada hasil pemeriksaan penunjang. Terapi farmakologi pilihan untuk penyakit Behcet adalah agen supresi inflamasi seperti obat imunosupresif lokal maupun sistemik atau imunomodulator.[1,3,4,6]
Prognosis penyakit Behcet sangat bervariasi dari satu pasien lain ke pasien lainnya bergantung pada manifestasi klinis yang terjadi. Kasus mortalitas pada penyakit Behcet sering dikaitkan dengan adanya kondisi vascular damage pada sebagian besar pembuluh darah arteri.[4-6]
Penulisan pertama oleh: dr. Reren Ramanda