Pendahuluan Rheumatoid Arthritis
Rheumatoid arthritis (RA) merupakan penyakit inflamasi kronis destruktif autoimun yang ditandai oleh poliartritis perifer yang simetris serta dapat diikuti dengan beberapa manifestasi ekstraartikular dan sistemik. Kerusakan sendi dan jaringan periartikular terjadi sebagai akibat dari peradangan sendi sinovial, yang menyebabkan gangguan fungsional. Beberapa manifestasi ekstraartikular yang ditimbulkan dapat berupa nodul rheumatoid, gangguan pada paru-paru, jantung, gastrointestinal, kelelahan dan kelainan hematologis [1-3]
Penetapan klasifikasi rheumatoid arthritis mengacu pada kriteria diagnosis American College of Rheumatology/European League Against Rheumatism (ACR/EULAR) dengan 4 kriteria penilaian, yaitu jumlah keterlibatan sendi, hasil uji serologi, reaktan fase akut, dan durasi sakit. Presentasi klinis rheumatoid arthritis bersifat heterogen, dapat dimulai pada semua usia dengan spektrum onset yang luas. Pasien paling sering datang pada usia 50 tahun atau lebih, dengan insiden puncak antara usia 70 dan 80 tahun. Wanita dilaporkan lebih banyak mengalami rheumatoid arthritis dibandingkan pria.
Rheumatoid arthritis tahap awal sering tidak bergejala, diikuti dengan perkembangan tanda dan gejala yang lambat, serta dapat bervariasi dalam intensitas. Manifestasi klinis dapat berupa kekakuan pada satu atau lebih sendi, biasanya paling jelas di pagi hari, disertai dengan ketidaknyamanan pada gerakan dan nyeri sendi. Seiring berkembangnya penyakit, manifestasi klinis dapat menjadi lebih persisten dan berkembang menjadi simetris dengan keterlibatan poliartikular (lima atau lebih sendi).
Sendi yang sering terlibat pada rheumatoid arthritis adalah sendi metacarpophalangeal (MCP), proksimal interphalangeal tangan, sendi interphalangeal distal, pergelangan tangan, dan sendi metatarsophalangeal (MTP) kaki. Pasien juga bisa merasa seperti berjalan di atas kerikil dan kesulitan untuk mengepalkan tangan di pagi hari. Selain itu, sebagian pasien juga menunjukkan keterlibatan sendi besar, seperti bahu, siku, lutut, dan pergelangan kaki.[4,5]
Pada rheumatoid arthritis, tujuan utama penatalaksanaan adalah untuk memaksimalkan kualitas hidup terkait kesehatan jangka panjang. Hal ini dilakukan dengan pengendalian gejala, pencegahan kerusakan struktural, dan optimalisasi fungsi sosioekonomi pasien. Pasien yang terdiagnosis rheumatoid arthritis sebaiknya segera dirujuk ke ahli reumatologi untuk inisiasi conventional synthetic disease-modifying anti-rheumatic drug (csDMARD). Inisiasi terapi sebelum timbulnya erosi telah dilaporkan bermanfaat mengurangi risiko kerusakan dan kecacatan sendi di masa depan.
csDMARD yang umum digunakan pada rheumatoid arthritis antara lain methotrexate, leflunomide, sulfasalazine dan hydroxychloroquine. Penggunaan kortikosteroid jangka pendek dapat dilakukan saat inisiasi atau mengganti terapi csDMARD. Namun, kortikosteroid harus digunakan sesingkat mungkin dan memerlukan tapering off.[6,7]
Penulisan pertama oleh: dr. Aghnia Jolanda Putri