Diagnosis Penyakit Meniere
Diagnosis penyakit Meniere atau Meniere’s disease perlu dicurigai pada pasien dengan keluhan vertigo dan gangguan pendengaran. Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis dari The Classification Committee of the Bárány Society atau CCBS. Menurut kriteria ini, diagnosis penyakit Meniere dapat dibedakan menjadi definite dan probable.[4,7]
Berikut adalah kriteria untuk diagnosis definite penyakit Meniere:
- Adanya ≥2 episode vertigo spontan yang masing-masing berlangsung antara 20 menit sampai 12 jam
- Gangguan pendengaran sensorineural frekuensi rendah sampai sedang berdasarkan audiometri, setidaknya satu kali, baik sebelum, selama, ataupun setelah episode vertigo pertama
- Gejala aural yang berfluktuasi pada telinga yang terkena
- Tidak termasuk pada diagnosis vestibular lainnya[4,7]
Berikut adalah kriteria untuk diagnosis probable penyakit Meniere:
- Adanya ≥2 episode vertigo atau pusing dengan durasi 20 menit sampai 24 jam
- Gejala aural yang berfluktuasi pada telinga yang terkena
- Tidak termasuk pada diagnosis vestibular lainnya[4,7]
Anamnesis
Keluhan tersering yang membawa pasien memeriksakan diri adalah vertigo. Pada saat pasien mengeluhkan vertigo, dokter harus membedakan antara vertigo sentral, perifer, dan kardiovaskular. Tanda bahaya vertigo sentral adalah manifestasi neurologis, tuli mendadak, awitan atau tipe baru nyeri kepala, dan nistagmus. Jika penyakit Meniere dicurigai, tanyakan karakteristik vertigo, gangguan pendengaran, dan riwayat episode yang sama sebelumnya.[2]
Setelah serangan akut, pada umumnya pasien akan mengeluhkan lelah, tidak stabil, dan mual yang dapat berlangsung hingga hitungan hari. Waktu dan frekuensi terjadinya serangan pada tiap individu sangatlah bervariasi. Ada pasien yang dapat memprediksi terjadinya serangan, ada pula yang mengeluhkan serangan terjadi tiba-tiba dengan waktu yang tidak dapat diprediksi. Serangan bisa dipicu oleh makanan atau minuman, siklus menstruasi, atau stres psikologis.[1,6]
Keluhan penyerta dapat berupa tinnitus, sensasi penuh pada telinga, mual, muntah, keringat berlebih, dan diare. Gali juga faktor herediter, riwayat alergi, riwayat penyakit autoimun, penyakit dahulu, serta riwayat trauma.[1,2,6]
Pemeriksaan Fisik
Pada fase remisi, temuan pemeriksaan fisik umumnya normal, terutama jika pasien bebas gejala. Pada fase serangan akut, akan didapatkan perubahan tanda vital, seperti meningkatnya tekanan darah, denyut nadi, dan laju pernapasan. Tanda dehidrasi bisa ditemukan pada pasien yang mengalami muntah hebat.[1,2,6]
Uji Dix-Hallpike
Uji Dix-Hallpike atau pemeriksaan Nylen–Bárány bisa menemukan nistagmus dengan latensi 2–5 detik.[2,6]
Uji Romberg
Uji Romberg menunjukkan ketidakstabilan yang signifikan dan memburuk pada saat serangan akut. Hasil dikatakan positif apabila pasien tidak dapat mempertahankan posisinya atau terjatuh ketika diminta berdiri sambil memejamkan mata.[2,6]
Stepping Test
Stepping test atau Fukuda test juga dapat dilakukan untuk memeriksa adanya vertigo. Tes ini dilakukan dengan cara meminta pasien berjalan di tempat dengan mata tertutup. Hasil dikatakan positif bila terjadi deviasi ke salah satu sisi melebihi 30 derajat.[1,2,6]
Gangguan Pendengaran
Pemeriksaan otoskopi umumnya normal. Tes penala Rinne dan Weber menunjukkan tuli sensorineural pada penyakit Meniere yang akut atau sudah lanjut.[2]
Pemeriksaan Neurologi
Pemeriksaan neurologi lengkap juga dibutuhkan untuk membedakan penyakit Meniere dan kondisi lain. Vertigo awitan baru bisa merupakan tanda awal dari serangan stroke atau kompresi batang otak yang memerlukan perawatan segera.[1,3]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding penyakit Meniere adalah Benign Positional Paroxysmal Vertigo atau BPPV yang merupakan penyebab tersering vertigo perifer. Diagnosis banding yang lain adalah neuritis vestibular.
Benign Positional Paroxysmal Vertigo (BPPV)
Pada BPPV, vertigo berhubungan dengan gerakan kepala, berlangsung beberapa detik hingga menit, dan tidak berkaitan dengan gejala aura.[2]
Neuritis Vestibular
Pada kasus neuritis vestibular, vertigo berlangsung selama beberapa hari. Ada tanda lesi sentral seperti nistagmus multiarah. Selain itu, bisa ada defisit saraf kranial lain, peradangan membran timpani, demam tinggi, nyeri mastoid, dan ataksia trunkal.[2,6]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk mengidentifikasi gangguan pendengaran dan menyingkirkan diagnosis banding.
Audiometri
Pemeriksaan ini membantu menilai gangguan tajam pendengaran yang sudah terjadi dan dapat mendeteksi perubahan di masa mendatang. Hasil yang ditemukan pada penyakit Meniere umumnya adalah tuli sensorineural nada rendah yang fluktuatif.[2]
Pemeriksaan Laboratorium
Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang spesifik untuk diagnosis penyakit Meniere. Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah:
- Pemeriksaan kadar gula darah untuk mengidentifikasi diabetes mellitus
- Pemeriksaan antinuclear antibody (ANA) dan erythrocyte sedimentation rate (ESR) untuk mengidentifikasi penyakit autoimun
- Hitung darah lengkap untuk mendeteksi gangguan darah, seperti anemia atau leukemia
- Pemeriksaan kadar elektrolit untuk menilai ketidakseimbangan elektrolit
Venereal disease research laboratory (VDRL) dan fluorescent treponemal antibody (FTA-ABS) untuk mengidentifikasi sifilis dan penyakit Lyme[1,6]
MRI dan CT Scan
MRI dan CT scan dapat dilakukan pada saat episode pertama penyakit Meniere guna mengidentifikasi atau menyingkirkan kemungkinan penyebab sentral, seperti stroke, kelainan anatomi, atau neuroma akustik.[1,5,6,7]
Electrocochleography (ECOG)
Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan elektrofisiologi yang mendeteksi peningkatan tekanan telinga bagian dalam dan secara spesifik mendeteksi distensi membran basilar dari telinga bagian dalam. Pada penyakit Meniere, dapat ditemukan peningkatan tekanan endolimfe yang berhubungan dengan hidrops endolimfe.[1]
Electronystagmography (ENG)
Electronystagmography merupakan tes fungsi telinga bagian dalam, utamanya kanalis semisirkularis. Pemeriksaan dilakukan dengan menentukan respons telinga bagian dalam terhadap gerakan dan stimulasi kalori. Hidrops endolimfatik akan menyebabkan berkurangnya respon vestibular pada telinga yang terkena.[1]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur