Pendahuluan Trauma Akustik Akut
Trauma akustik akut atau acute noise-induced hearing loss (aNIHL) merupakan kerusakan pada telinga akibat paparan singkat terhadap suara intensitas tinggi. Sumber suara yang dapat menyebabkan trauma akustik akut antara lain letusan senjata api, kembang api, dan ledakan.
Kerusakan pada trauma akustik akut terjadi di telinga dalam yang menyebabkan penurunan pendengaran sensorineural. Apabila trauma disebabkan oleh ledakan, juga dapat terjadi cedera ledakan yang merusak membran timpani dan rangkaian osikel, sehingga terjadi tuli konduktif.[1-3]
Gejala trauma akustik akut mencakup penurunan pendengaran, tinitus, hiperakusis, hingga gangguan vestibuler. Bila disebabkan oleh ledakan, dapat ditemukan perforasi membran timpani saat pemeriksaan fisik. Audiometri nada murni merupakan pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk mendiagnosis trauma akustik akut atau acute noice induced hearing loss.[1,2]
Trauma akustik dapat akut dibagi berdasarkan gejala pendengaran yang ditimbulkan, menjadi temporary threshold shift (TTS) yang bersifat sementara dan permanent threshold shift (PTS) yang bersifat menetap.[4]
Hingga saat ini, belum ada konsensus terkait tata laksana trauma akustik akut. Beberapa terapi yang dapat digunakan adalah steroid, agen nootropik, antioksidan, dan terapi oksigen hiperbarik.[2,3]