Edukasi dan Promosi Kesehatan Balanoposthitis
Edukasi balanoposthitis ditekankan pada kebersihan diri sebagai proses penyembuhan balanoposthitis. Balanoposthitis dapat dicegah dengan mengubah kebiasaan kebersihan.
Edukasi Pasien
Dokter dan staf layanan kesehatan lainnya harus memberikan panduan kepada pasien mengenai kebersihan preputial yang tepat. Kebersihan yang baik dapat bersifat preventif dan terapeutik pada sebagian besar kasus balanoposthitis. Kulit preputium dibersihkan secara lembut 2 hingga 3 kali sehari. Jika terdapat phimosis fisiologis, retraksi preputium secara paksa harus dihindari agar tidak terjadi paraphimosis. Area preputium dapat dibersihkan dengan menggunakan cotton bud pada orang yang dapat membuka sendiri kulit preputiumnya. Menghindari sabun yang iritatif atau beraroma juga merupakan rekomendasi karena dapat menyebabkan iritasi.[12]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Balanoposthitis dapat dicegah dengan mengubah kebiasaan bersih yang benar, termasuk membersihkan penis secara rutin, menghindari penarikan kulit kulup penis secara paksa, menggosok dengan paksa, atau menghindari sabun yang iritatif.[5]
Pencegahan berpusat pada peningkatan kebersihan preputium. Meskipun sunat/sirkumsisi telah dianjurkan untuk kasus yang sulit disembuhkan atau berulang, saat ini sunat baru dilakukan jika terapi kebersihan yang baik tidak efektif. Beberapa penulis telah mengusulkan bahwa sunat/sirkumsisi dapat melindungi dari balanoposthitis dan infeksi penis lainnya.[10]
Pencegahan primer
Sirkumsisi dapat melindungi pria terkena balanoposthitis, karena kulit ujung penis dapat memberikan lingkungan untuk tumbuhnya bakteri dan jamur.[10,21]
Karena infeksi human papillomavirus (HPV) adalah faktor risiko yang kuat untuk balanoposthitis dan kanker penis, vaksinasi HPV dapat dipertimbangkan. Vaksinasi anak laki-laki berusia 11-12 direkomendasikan di Amerika Serikat.[22]
Pencegahan sekunder
Anjurkan pasien untuk memperhatikan kebersihan pribadi. Sehubungan dengan area genital, mereka harus:
- Menghindari bahan iritan seperti sabun antibakteri dan menghindari pembersihan daerah kemaluan terlalu sering
- Menghindari kontak dengan alergen misalnya sabun, kain, atau pewangi
- Menggunakan prinsip ABC (abstinence, be faithful, condom) dalam melakukan hubungan seksual untuk meminimalkan terjadinya penularan
- Melakukan sirkumsisi pada anak-anak
- Memakai pakaian katun yang lembut agar menjaga kelembaban di sekitar kemaluan[2,10,23,24]
Sebagian besar pasien tidak perlu pemantauan lebih lanjut setelah diagnosis ditegakkan dan kondisinya terkendali. Pasien dengan kanker atau prakanker harus kontrol secara teratur, setidaknya sekali setiap 3 bulan atau lebih sering, sesuai pedoman kanker setempat.[2]