Prognosis Epididimitis
Prognosis epididimitis sangat bergantung pada waktu terapi dan tingkat kepatuhan pasien terhadap terapi. Epididimitis yang tidak ditangani dengan tepat memiliki risiko komplikasi, seperti epididimoorkitis atau infertilitas pria.
Komplikasi
Epididimitis memiliki risiko komplikasi epididimo-orkitis, abses intraskrotal, iskemia/infark testis, bahkan infertilitas pria.
Epididimo-orkitis
Epididimoorkitis berarti infeksi pada epididimis telah menjalar menjadi orchitis, hal ini karena testis terletak bersebelahan dengan epididimis. Tanda dan gejala pasien epididimoorkitis umumnya tidak berbeda jauh dengan pasien epididimitis. Pilihan terapi antibiotik pada epididimoorkitis juga sama dengan epididimitis.[4,15]
Abses Intraskrotal
Pada abses intraskrotal, yang terakumulasi di dalam skrotum. Pada epididimis yang tidak ditangani dengan tepat, abses akan menyebar ke struktur terdekat. Tindakan aspirasi pus harus dilakukan apabila sudah terjadi abses.[3,16]
Iskemia atau Infark Testis
Suplai darah pada testis sangat berlimpah sehingga umumnya iskemia atau infark testis yang dikarenakan epididimitis sangat jarang terjadi. Patogenesis iskemia atau infark testis yang disebabkan oleh epididimitis sampai sekarang belum diketahui.
Beberapa faktor, seperti infiltrasi inflamatori yang menyebabkan kompresi korda spermatika, kongesti vena yang menyebabkan trombosis, dan eksotoksin bakteri telah dihipotesiskan menjadi penyebab dasar. Terapi antibiotik, antikoagulasi, antiplatelet, dan trombolitik dapat menangani kondisi ini.[3,17]
Infertilitas
Infertilitas pria jarang terjadi pada pasien epididimitis akut. Namun, apabila epididimitis tidak ditangani maka akan terbentuk jaringan parut yang nanti akan menghalangi jalannya sperma.[3,18]
Prognosis
Prognosis epididimitis ditentukan oleh penanganan segera dan kepatuhan pasien. Nyeri akan membaik setelah 1‒3 hari pengobatan, tetapi pembengkakan mungkin akan menetap selama beberapa minggu bahkan bulan setelah pengobatan. Belum terdapat studi yang melaporkan kasus kematian akibat epididimitis.[2,5]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini