Pendahuluan Epispadia
Epispadia merupakan kelainan genitourinaria kongenital yang jarang terjadi, dimana dinding atas uretra tidak terbentuk dengan baik, sehingga meatus uretra terletak pada dorsum penis. Meski lebih jarang, epispadia juga dapat terjadi pada perempuan, dimana meatus eksternal mengarah ke kltoris atau bahkan terletak di regio abdomen.[4,5,7,9]
Epispadia jarang muncul sebagai kelainan tunggal; biasanya muncul bersamaan dengan ekstrofi kandung kemih atau yang dikenal sebagai spektrum bladder exstrophy-epispadias complex (BEEC).[4,5,7,9]
Etiologi penyebab epispadia belum jelas, tetapi terjadi akibat kegagalan migrasi sel mesoderm pada minggu embrionik ke-4. Faktor risiko meliputi lahir dari keturunan orang yang mengalami exstrophy-epispadia complex (EEC), paparan merokok saat kehamilan, paparan radiasi, kurangnya suplemen asam folat, dan usia orang tua saat konsepsi.[12,15]
Diagnosis epispadia dapat ditegakkan melalui pemeriksaan fisik bayi baru lahir. Pada pria tanda dan gejala yang muncul dapat berupa meatus uretra ektopik pada dorsum penis atau strip mukosa pada uretra, ada inkontinensia, atau urin keluar ke atas. Jika terjadi pada wanita, bisa didapatkan klitoris bifid, uretra melebar (patulous uretra), mons pubis rata (flattened mons pubis), hipoplasia labia minora, separasi simfisis, atau inkontinensia urin persisten.[5-7,14,23]
Selain pemeriksaan genital baik untuk laki-laki maupun wanita dalam pemeriksaan bayi baru lahir, diagnosis epispadia juga sudah dapat dilakukan sejak pemeriksaan antenatal walau ketepatan diagnosis cukup rendah; 4-10%. Epispadia wanita lebih sulit didiagnosis dan sering baru didiagnosis saat anak datang dengan keterlambatan toilet training.[4,5,7,9]
Tata laksana epispadia adalah pembedahan. Tujuan utama pembedahan adalah untuk mengembalikan fungsi normal uretra. Pembedahan yang dilakukan tergantung dari klinis pasien.[1-5]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja