Diagnosis Uretritis Non-gonore
Diagnosis uretritis non-gonore meliputi klinis duh tubuh uretra, disuria, iritasi uretra, dan pruritus meatal, serta dikonfirmasi dengan pewarnaan gram dari sekret uretra di mana jarang ditemukan diplococcus gram-negatif atau tes gonorrhea negatif.
Temuan klinis objektif dari inflamasi uretra dapat mencakup adanya duh tubuh pada pemeriksaan, peningkatan sel polimorfonuklear (PMN) pada pewarnaan Gram eksudat uretra, leukosit esterase positif pada dipstick urin, atau peningkatan PMN pada sedimen sampel urinalisis. Perlu diketahui bahwa beberapa pasien uretritis non-gonore bisa asimptomatik.[2,9]
Anamnesis
Keluhan yang umum ditemukan pada pasien uretritis non-gonore adalah duh tubuh uretra, disuria, pruritus meatal, dan sensasi terbakar. Duh tubuh uretra biasanya purulen, mukoid, atau berair. Duh tubuh pada kasus uretritis non-gonore terkadang jumlahnya sedikit dan disertai krusta pada meatus atau noda pada celana dalam.
Tidak semua laki-laki dengan uretritis memiliki gejala, sekitar 40% kasus uretritis non-gonore asimptomatik. Pada kasus uretritis non-gonore akibat virus herpes simpleks, bisa didapatkan limfadenopati regional dan gejala sistemik seperti demam. Pasien laki-laki juga bisa mengeluh nyeri dan pembengkakan testis, nyeri tenggorok, serta nyeri atau sekret dari rektum.[2,3]
Pemeriksaan fisik
Tanda klinis yang dapat ditemukan pada kasus uretritis non-gonore adalah adanya duh tubuh uretra dan eritema pada orifisium uretra eksterna. Pada beberapa kasus, hasil pemeriksaan bisa normal.
Uretritis non-gonore cenderung memiliki duh tubuh mukoid atau jernih dan lebih sedikit dibandingkan dengan uretritis gonorrhea yang lebih purulen dan menghasilkan lebih banyak duh.
Gambaran klinis lain yang lebih jarang mencakup demam, edema testis, atau sekret dari rektal. Beberapa kasus dapat ditemukan bersamaan dengan arthritis reaktif, ditandai dengan adanya uretritis, uveitis, dan arthritis.[2,3]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding uretritis non-gonore adalah uretritis akibat penyebab lain, termasuk gonorrhea, kimiawi, dan trauma.
Uretritis Gonorrhea
Uretritis gonorrhea merupakan penyakit peradangan pada uretra akibat infeksi N. gonorrhoeae. Keluhan berupa nyeri atau rasa gatal saat berkemih, ditambah dengan duh tubuh uretra mukopurulen. Temuan pemeriksaan penunjang berupa pewarnaan Gram, yang akan mendapatkan diplokokus gram negatif.[3,8]
Uretritis Kimiawi
Uretritis kimiawi merupakan penyakit peradangan pada uretra yang terjadi akibat paparan zat kimia tertentu. Dibedakan dari uretritis non-gonore melalui anamnesis, yaitu adanya riwayat paparan zat kimia; serta dari pemeriksaan penunjang yang tidak menunjukkan adanya agen infeksius.[8]
Urethritis Traumatik
Sesuai namanya, uretritis traumatik disebabkan oleh trauma pada uretra. Kondisi ini sering didapatkan pada pasien yang menjalani pemasangan kateter intermiten.[8]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang uretritis non-gonore umumnya digunakan untuk mengidentifikasi agen penyebab infeksi dan menyingkirkan kemungkinan gonorrhea.
Seluruh laki-laki yang dicurigai mengalami uretritis akibat infeksi menular seksual, tanpa memperhatikan gejala, disarankan untuk menjalani pemeriksaan terhadap klamidia dan gonorrhea.
Nucleic acid amplification test (NAAT) dapat menjadi pilihan pemeriksaan. Apabila tidak tersedia, dapat dilakukan pewarnaan Gram terhadap duh tubuh uretra untuk menyingkirkan kemungkinan gonorrhea (diplococcus gram negatif).[2,4,5]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli