Epidemiologi Uretritis Non-gonore
Data epidemiologi menunjukkan bahwa penyebab tersering uretritis non-gonore adalah Chlamydia trachomatis, selanjutnya diikuti oleh Mycoplasma genitalium, Ureaplasma urealyticum, dan Trichomonas vaginalis.[18,19]
Global
Uretritis adalah infeksi menular seksual yang paling sering ditemukan pada laki-laki. Patogen primernya adalah klamidia dan gonorrhea. Di Amerika Serikat, klamidia masih menjadi yang paling banyak ditemukan, dengan lebih dari 1.500.000 kasus pada tahun 2016 dan tren yang terus meningkat setiap tahunnya.
Uretritis non-gonore dilaporkan paling sering pada remaja dan dewasa muda. Keturunan Afrika dilaporkan 5,6 kali lebih sering mengalami klamidia dibandingkan Kaukasia.[2]
Indonesia
Di Indonesia, jumlah kasus uretritis non-gonore secara keseluruhan belum diketahui pasti. Sebuah studi oleh Nilasari yang dilakukan di Jakarta pada tahun 2014, menunjukkan bahwa prevalensi infeksi genital nonspesifik (bukan hanya uretritis, melainkan juga servisitis dan infeksi genital lain) sebesar 31,69%.[11,12]
Mortalitas
Belum ada data mortalitas untuk uretritis non-gonore. Akan tetapi, uretritis non-gonore pada wanita dapat memberikan komplikasi pelvic inflammatory disease (PID) dengan angka kejadian 473 per 100.000 person years serta kehamilan ektopik 116 per 100.000 person years. Sedangkan pada laki-laki, komplikasi yang dapat ditemukan adalah epididimitis, prostatitis, terbentuknya abses, dan artritis.[2,20]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli