Radioablasi saat ini mulai dikembangkan sebagai alternatif terapi untuk menangani ventricular tachycardia. Kelebihan radioablasi di antaranya adalah sifatnya yang noninvasif, cakupan area terapi lebih luas, dan tidak memerlukan sedasi. Di sisi lain, terdapat risiko komplikasi berupa risiko cedera jaringan akibat radiasi, dan risiko aritmia saat blanking period.
Terapi yang tersedia saat ini untuk penanganan ventricular tachycardia (VT) terdiri dari obat antiaritmia, misalnya lidocaine atau amiodarone, dan terapi intervensi, khususnya ablasi kateter radiofrekuensi untuk kasus ventricular tachycardia yang refrakter. [1-4] Namun, efektivitas dari kedua macam terapi ini masih bervariasi. Meskipun dengan kemajuan di bidang teknologi dan meningkatnya pemahaman terhadap mekanisme ventricular tachycardia, tingkat kegagalan dari terapi obat antiaritmia maupun terapi ablasi kateter masih cukup tinggi.[1-5] Tokuda, et al. melaporkan tingkat kegagalan akut sebesar 10 % pada ablasi kateter (ablasi endokardial atau epikardial) pada kasus ventricular tachycardia refrakter. [5]
Efek samping yang ditimbulkan baik oleh penggunaan obat antiaritmia dan ablasi kateter juga turut membatasi penggunaannya. Oleh karena itu, dibutuhkan opsi terapi baru yang lebih aman dan lebih efektif dalam penatalaksanaan ventricular tachycardia terutama untuk kasus yang refrakter terhadap obat antiaritmia. Salah satu dari opsi tersebut adalah radioablasi atau yang disebut dengan stereotactic body radiation therapy (SBRT) atau stereotactic ablative radiotherapy (SABR) atau stereotactic arrhythmia radioablation (STAR). Walau radioablasi sudah umum digunakan di bidang medis, tetapi penerapan radioablasi dalam penatalaksanaan ventricular tachycardia baru mulai dikembangkan sejak beberapa tahun terakhir.[2-7]
(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)
Referensi
1. Ernst S. Catheter ablation: general principles and advances. Card Electrophysiol Clin. 2017;9(2):311–7. doi:10.1016/j.ccep.2017.02.012.
2. Loo BW Jr, Soltys SG,Wang L, Lo A, Fahimian BP, Iagaru A, et al. Stereotactic ablative radiotherapy for the treatment of refractory cardiac ventricular arrhythmia. Circ Arrhythm Electrophysiol. 2015;8(3):748–50. doi:10.1161/CIRCEP.115.002765.
3. Gianni C, Mohanty S, Trivedi C, Di Biase L, Al-Ahmad A, NataleA, et al. Alternative approaches for ablation of resistant ventricular tachycardia. Card Electrophysiol Clin. 2017;9(1):93–8. doi:10. 1016/j.ccep.2016.10.006.
4. Zei PC, Soltys S. Ablative Radiotherapy as a Noninvasive Alternative to Catheter Ablation for Cardiac Arrhythmias. Curr Cardiol Rep. 2017; 19:79. DOI 10.1007/s11886-017-0886-2
5. Tokuda M, Kojodjojo P, Tung S, et al. Acute failure of catheter ablation for ventricular tachycardia due to structural heart disease: causes and significance. J Am Heart Assoc 2013; 2(3): e000072.
6. Cuculich PS et al. Noninvasive Cardiac Radiation for Ablation of Ventricular Tachycardia. N Engl J Med 2017;377:2325-36. DOI: 10.1056/NEJMoa1613773
7. Zei PC, Mak R. Noninvasive Stereotactic Radioablation for Ventricular Tachycardia. ENCORE-VT(EP-Guided Noninvasive Cardiac Radioablation): Is the Sequel as Good as the Original?. Circulation. 2019;139:322–324. DOI: 10.1161/CIRCULATIONAHA.118.038285
8. Wang Y, Cuculich PS, Zhang J, et al. Noninvasive electroanatomic mapping of human ventricular arrhythmias with electrocardiographic imaging. Sci Transl Med 2011; 3: 98ra84.
9. Zhang J, Cooper DH, Desouza KA, et al. Electrophysiologic scar substrate in relation to VT: noninvasive high-resolution mapping and risk assessment with ECGI: pacing and clinical electrophysiology. Pacing Clin Electrophysiol 2016; 39: 781-91.
10. Robinson CG et al. Phase I/II trial of electrophysiology-guided noninvasive cardiac radioablation for ventricular tachycardia. Circulation. 2019;139:313–321. doi: 10.1161/CIRCULATIONAHA.118.038261