Indikasi Endoskopi Gastrointestinal
Indikasi endoskopi atau endoscopy gastrointestinal adalah untuk diagnosis penyakit saluran cerna seperti ulkus peptikum, gastroesophageal reflux disease atau GERD, kanker lambung, dan kanker kolon. Selain itu, tindakan ini juga bisa dilakukan untuk indikasi terapeutik, misalnya ekstraksi benda asing atau polip dari saluran cerna.
Indikasi Diagnostik
Gastroskopi umumnya dilakukan untuk diagnosis ulkus peptikum, GERD, dan kanker saluran pencernaan atas. Contoh keluhan saluran cerna yang biasanya membutuhkan gastroskopi untuk penegakan diagnosis adalah nyeri abdomen persisten yang disertai penurunan berat badan signifikan atau anoreksia, disfagia, odinofagia, hematemesis, melena, GERD kronis, serta cedera akut pasca tertelan zat kaustik.[1,3,5,6]
Kolonoskopi biasanya dilakukan untuk skrining dan diagnosis kanker kolon, serta untuk evaluasi inflammatory bowel disease. Contoh keluhan yang menjadi indikasi diagnostik kolonoskopi adalah hematochezia dan diare kronis. Selain itu, kolonoskopi dilakukan untuk surveilans progresivitas dan metastasis kasus suspek keganasan, misalnya pada pasien dengan riwayat lesi pramaligna.[1,3]
Indikasi Terapeutik
Indikasi terapeutik endoskopi gastrointestinal, khususnya gastroskopi, adalah eksisi dan ablasi lesi, penghentian perdarahan saluran cerna atas, pemasangan feeding tube, dilatasi kasus stenosis atau striktur saluran cerna dengan pemasangan stent, ekstraksi benda asing di saluran cerna, dan terapi paliatif pada kasus neoplasma.[3,7]
Sementara itu, indikasi terapeutik kolonoskopi lebih dititikberatkan pada penanganan massa saluran cerna bagian bawah, seperti reseksi dan ablasi lesi saluran cerna. Indikasi terapeutik lainnya adalah tata laksana kasus perdarahan saluran cerna bagian bawah, ekstraksi benda asing yang telah mencapai saluran cerna bawah, dekompresi kolon volvulus, dan dilatasi saluran cerna pada kasus striktur atau stenosis.[3,8]
Penulisan pertama oleh: dr. Riawati