Edukasi Pasien Swab Vagina
Dokter perlu memberikan edukasi pada pasien untuk tidak menginterpretasi hasil pemeriksaan swab vagina sendiri. Hasil pemeriksaan penunjang saja tidak dapat menjadi satu–satunya penentu diagnosis. Selain itu, diperlukan anamnesis dan pemeriksaan fisik, juga dapat diperlukan pemeriksaan penunjang lainnya untuk menegakkan diagnosis.
Sebelum melakukan pemeriksaan, dokter perlu menjelaskan definisi dan tujuan pemeriksaan swab vagina serta peralatan yang akan digunakan. Jika memungkinkan, gunakan model anatomi, gambar, atau pamflet sebagai alat bantu. Dokter juga sebaiknya meminta pasien untuk mengutarakan isi pikirannya atau bertanya jika ada rasa bingung, cemas, atau malu berkaitan dengan pemeriksaan.[5]
Pada kasus yang mengarah ke infeksi menular seksual (seperti pada infeksi klamidia, gonorrhea, sifilis, dan trikomoniasis), edukasi mengenai hubungan seks yang aman dapat membantu menurunkan kejadian reinfeksi. Upaya pencegahan seperti cara menjaga kebersihan area genital dan cara cebok yang benar juga dapat diinformasikan pada pasien.[2]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli