Indikasi Apus Darah Tepi
Indikasi pemeriksaan apus darah tepi seringkali dilakukan pada pasien yang diduga mengidap penyakit kelainan darah, kelainan organ semisal ginjal dan hati, infeksi bakteri berat, infeksi parasit, kasus malnutrisi, hingga keganasan yang melibatkan gangguan sumsum tulang.[1-5,9,10]
Pemeriksaan apus darah tepi digunakan untuk beberapa kasus berikut:
- Analisis kelainan darah, seperti anemia, polisitemia, leukopenia, leukositosis, trombositopenia, monositosis, dan limfositosis
- Analisis jaundice atau kondisi hemolisis
- Analisia anemia hemolitik kongenital disertai splenomegali
- Analisis kecurigaan kelainan organ, seperti gangguan ginjal dan gangguan hati
- Analisis sindrom hiperviskositas darah pada kasus paraproteinemia
- Analisis infeksi bakteri berat atau severe bacterial septic
- Analisis infeksi parasit, seperti malaria dan filariasis
- Analisis keganasan yang berhubungan dengan sumsum tulang, seperti anemia aplastik, leukemia
- Analisis dugaan malnutrisi yang disertai anemia
- Evaluasi respon tubuh terhadap suatu terapi, misalnya monitoring nilai leukosit pada terapi antibiotik pasien terinfeksi bakteri [1-8]
Gambar 2. Gambaran Mikroskop Apus Darah Tepi