Komplikasi Krioterapi pada Kulit
Komplikasi krioterapi pada kulit adalah nyeri dan lepuhan segera setelah tindakan. Selain itu, krioterapi juga bisa menyebabkan dispigmentasi, pseudoepitheliomatous hyperplasia, alopesia, kerusakan pada struktur di bawah area krioterapi, dan terbentuknya jaringan parut.[1-8]
Komplikasi Segera Setelah Tindakan
Komplikasi yang dapat terjadi segera setelah tindakan adalah nyeri dan terbentuknya lepuhan pada area tindakan ataupun area sekitarnya.[5]
Dispigmentasi
Hipopigmentasi merupakan jenis dispigmentasi yang paling mungkin terlihat pada kulit, karena krioterapi dapat merusak melanosit. Namun, pada individu berkulit gelap dapat terjadi hiperpigmentasi.[1,2]
Alopesia
Pada kulit kepala, atau daerah lain yang ditumbuhi rambut, alopesia dapat terjadi akibat penghancuran sel folikel rambut yang disebabkan oleh suhu dingin yang ekstrem. Perlu diketahui bahwa krioterapi dapat menyebabkan alopesia permanen.[1,2]
Pseudoepitheliomatous Hyperplasia
Pseudoepitheliomatous hyperplasia dapat terjadi akibat krioterapi, namun tidak diperlukan pengobatan karena dapat sembuh secara spontan.[1,2]
Jaringan Parut dan Kerusakan Jaringan Sekitar Area Tindakan
Jaringan parut juga dapat terjadi akibat krioterapi yang dalam. Krioterapi juga dapat merusak struktur di sekitar area tindakan, termasuk menyebabkan distrofi kuku atau retraksi pada kartilago telinga dan hidung.[1,2]
Komplikasi Lainnya
Lesi yang menjalani krioterapi juga bisa mengalami infeksi, perdarahan, ataupun pembentukan jaringan granulasi yang berlebihan. Pada kasus yang relatif lebih jarang, pasien bisa mengalami atrofi pada kulit atau pembentukan ektropion. Pasien juga bisa mengeluhkan adanya milia, perubahan fungsi sensorik, pembentukan parut hipertrofik, ataupun keloid.[5]