Pedoman Klinis Pemeriksaan Pupil
Pemeriksaan pupil merupakan penting dilakukan karena dapat memberikan informasi klinis mengenai kelainan mata, gangguan neurologis baik jaras aferen dan eferen, kegawatdaruratan, serta tanda vegetatif. Beberapa pedoman klinis yang perlu diperhatikan antara lain:
- Pemeriksaan pupil merupakan pemeriksaan sederhana dengan alat yang juga sederhana, dapat dilakukan pada kondisi pasien sadar maupun tidak sadar
- Pada pemeriksaan pupil dan pemeriksaan mata lainnya seperti pemeriksaan lapang pandang dan pemeriksaan visus, idealnya dilakukan pada keadaan mata pemeriksa sejajar dengan mata pasien (posisi duduk)
- Pemeriksaan pupil meliputi inspeksi bentuk, warna, ukuran, kesimetrisan, dan lokasi pupil pada keadaan cahaya netral. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan refleks cahaya langsung dan tidak langsung (swinging light test), identifikasi adanya relative afferent pupillary defect (RAPD), kemudian pemeriksaan near response
- Pada bayi dan anak-anak perlu dilakukan pemeriksaan red reflex untuk mengetahui adanya kelainan pada mukosa, ataupun adanya benda asing, gangguan kejernihan kornea, aqueous vitreous, lensa, serta gangguan pada retina dan pupil, maupun misalignment mata
- Edukasi yang diberikan kepada pasien meliputi hasil pemeriksaan pupil yang didapatkan serta kemungkinan pemeriksaan lebih lanjut, tata laksana, dan rujukan ke dokter spesialis mata
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli