Pendahuluan Histerektomi
Histerektomi adalah suatu prosedur bedah pengangkatan uterus atau rahim yang digunakan dalam penanganan berbagai kasus, termasuk kanker uterus, kanker serviks, endometriosis, prolaps uteri, dan perdarahan post partum yang sulit terkontrol. Histerektomi dapat dilakukan dengan berbagai teknik, seperti histerektomi abdomen terbuka, vagina, dan laparoskopi.
Prosedur vagina dan laparoskopi dianggap sebagai pendekatan bedah minimal invasif karena tidak memerlukan sayatan abdomen yang besar, sehingga biasanya dikaitkan dengan waktu rawat inap dan pemulihan pasca operasi yang lebih pendek. Pendekatan invasif minimal untuk histerektomi harus dipilih, jika memungkinkan.[1,2]
Histerektomi merupakan pengobatan definitif yang hanya dilakukan bila pendekatan lain dinilai tidak berhasil. Meskipun demikian, diperlukan diskusi terkait keuntungan dan risiko tindakan histerektomi, terutama bagi wanita yang masih dalam usia subur dan ingin memiliki keturunan.[1,3]
Berdasarkan jenisnya, histerektomi dibagi menjadi 3 yaitu histerektomi parsial (subtotal), histerektomi total, dan histerektomi radikal. Histerektomi parsial (subtotal) adalah operasi pengangkatan uterus saja. Histerektomi total adalah operasi pengangkatan uterus dan serviks. Histerektomi radikal adalah operasi pengangkatan uterus, serviks, dan bagian atas vagina.[3,4]
Selain untuk kasus keganasan, seperti kanker serviks dan kanker uterus, histerektomi juga digunakan dalam penanganan kasus jinak. Ini mencakup leiomyoma uterus, perdarahan uterus abnormal, dan endometriosis. Potensi komplikasi dari histerektomi mencakup infeksi, perdarahan yang banyak, serta cedera pada traktus urinarius, usus, atau pembuluh darah. Dokter juga perlu memikirkan efek dari tindakan histerektomi terhadap fungsi seksual pasien.[2]